Sebanyak 16 diduga kasus hepatitis akut yang terdiri atas satu probable dan 15 pending classification terdeteksi di Indonesia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memaparkan dugaan biang penyakit hepatitis akut pada anak.

Total, ada 14 pasien dengan status pending classification dan masih dirawat.

Disdikbud Lamteng terus mengimbau pencegahan agar para siswa-siswi di Lamteng terhindar dari hepatitis.

Kondisi ini hanya memerlukan kewaspadaan baik dari orang tua maupun pihak sekolah.

Hingga saat ini peneliti di berbagai negara belum bisa menemukan penyebab dari munculnya hepatitis akut ini.

Ciri-ciri orang menderita Hepatitis Akut antara lain merasa mual hingga muntah, diare berkepanjangan, dan demam ringan.

Pasien didominasi anak-anak, yakni usia 0-4 tahun sebanyak empat orang, usia 5-9 tahun sebanyak 6 orang, usia 10-14 tahun sebanyak 4 orang.

Setiap rumah sakit juga sudah menyiapkan penanganan pasien hepatitis akut dan jumlah tenaga medis terbilang cukup untuk menangani kasus ini.

Dinas Bandar Lampung mulai melakukan pencegahan penularan penyakit Hepatitis Akut yang saat ini menjadi momok bagi masyarakat terlebih usia anak.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Pringsewu mengimbau jika ditemukan anak memiliki gejala mual muntah, mata kuning, dan kencing berwarna seperti air teh.

Kesiapsiagaan yang perlu diperhatikan, kata Reihana, adalah keberadaan ruang isolasi dan ICU.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut 10 pasien yang diduga terjangkit hepatitis akut masih dalam perawatan.

Pemerintah Kota (Pemkot) Metro mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk meminimalisasi penularan hepatitis.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kasus hepatitis akut di Indonesia bertambah.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan hepatitis akut dapat menjadi wabah atau pandemi. Penyakit tersebut merupakan golongan baru yang menular.

Menjaga pola hidup bersih dan sehat serta alat makan yang higienis dapat menurunkan tingkat anak terjangkit hepatitis akut.