NELAYAN

Solar di Pesisir Bandar Lampung Mulai Langka, Nelayan Tak Melaut
Nelayan di pesisir Kota Bandar Lampung mengeluhkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar mulai langka hingga tidak bisa melaut.
Nelayan di Pulau Pasaran, Bandar Lampung, tidak bisa melaut karena kesulitan mendapatkan solar.
Jika memaksakan melaut, pendapatan tidak sebanding dengan modal yang harus dikeluarkan untuk perbekalan.
Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dan solar subsidi turut berdampak pada sentra pembuatan teri dan ikan asin di Pulau Pasaran, Kelurahan Kotakarang.
Nelayan di pesisir teluk Lampung banyak yang tidak melakukan aktivitas melaut dan lebih banyak menambatkan perahunya di dermaga Gudang Lelang.
Cuaca ekstrem membuat nelayan di Kuala Stabas, Kelurahan Pasar Krui, Kecamatan Pesisir Tengah, kesulitan untuk melaut.
Kelangkaan solar sangat mengganggu nelayan di Lampung dalam menjalankan aktivitas mencari ikan.
Gelombang tinggi dan angin kencang tidak menyurutkan sejumlah nelayan di pesisir pantai Kecamatan Rajabasa dan Kalianda, Lampung Selatan, untuk tetap
Sejumlah nelayan di Gudang Lelang, Bandar Lampung mengeluhkan susahnya mendapatkan solar untuk bahan bakar kapal melaut.
Cuaca ekstrem berupa gelombang tinggi dan angin kencang membuat para nelayan di pesisir pantai Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, tak melaut.
Sekali melaut untuk pembekalan dibutuhkan hampir Rp 50 juta.
Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pesawaran mengimbau kepada nelayan untuk menunda atau tidak melakukan aktivitas menangkap ikan.
Ia dan teman-temannya menggunakan kapal yang lebih besar agar lebih aman dari terjangan ombak.
Akibat cuaca ekstrem ditambah lagi musim terang bulan membuat tangkapan ikan nelayan menjadi berkurang.
Akibat cuaca buruk, tangkapan ikan para nelayan di pesisir Bandar Lampung kian menyusut. Hal itu mengakibatkan harga ikan melonjak di pasaran.
Nelayan di Bandar Lampung mengeluhkan turunnya hasil tangkapan ikan selama sepekan terakhir akibat gelombang tinggi.
Setelah kenaikan harga BBM, para nelayan lebih memilih libur, karena hasil tangkapan masih belum sesuai dengan pengeluaran melaut.
Penyesuaian kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah membuat aktivitas melaut nelayan di Kabupaten Lampung Selatan lumpuh.
Jasad Zarpin (44), warga Pemangku Bumi agung Pekon Tanjungsetia Kecamatan Pesisir Selatan, Pesisir Barat, yang hanyut terseret ombak ditemukan.
Ketua HNSI Lampung, Bayu Witara mengatakan, kebijakan penaikan harga BBM membuat seluruh nelayan merasa terpukul.