#viral

Warga di Kampung Ini Doyan Makan Batu

Warga di Kampung Ini Doyan Makan Batu
Warga Kampung Detuara, Desa Nirakliung, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, NTT biasa memakan batu, bukan karena kelaparan tapi kebiasaan. (MI/Gabriel Langga)


Kupang (Lampost.co) -- Di era modern saat ini masih ada warga dalam keseharian doyan makan batu. Hal itu terjadi di Kampung Detuara, Desa Nirakliung, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Batu itu dijadikan sebagai camilan sebagian kampung Detuara, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Makan batu menjadi tradisi atau kebiasaan warga setempat sejak nenek moyang

Melansir mediaindonesia.com, Selasa, 15 November 2022, untuk bisa menyantap batu, warga harus mencarinya di lubang-lubang di dalam gua. Batu yang dikonsumsi pun khusus, bukan sembarang batu.

Batu-batu yang dipilih diletakkan di ember. Kemudian, batu tersebut dicuci dengan air sungai untuk mengeluarkan sisa-sisa tanah yang menempel. Selanjutnya, batu-batu tersebut langsung dibawa ke rumah dan dikonsumsi seperti layaknya camilan.

Salah satu warga Kampung Detuara, Dominikus Legong, mengaku memakan batu menjadi kebiasaan dan tradisi warga. Menurut dia, batu yang dimakan berasal dari gua-gua atau tebing-tebing. Batu yang biasa dimakan, dalam bahasa daerah disebut watu renggong.

"Jadi untuk mendapatkan batu tersebut kita cari di gua-gua. Cari juga harus pakai linggis agar batu itu bisa dicungkil. Kalau dapat batu itu, cuci dulu dengan air agar tanah-tanah yang ada di batu besi keluar. Kalau bersih bisa langsung makan," papar dia.

Domi pun mengaku setelah batu ini dikunyah rasa pun manis.

"Rasa batu ini sangat manis. Batu ini rasanya enak. Kami biasa makan batu. Makan batu ini sejak nenek moyang. Jadi ini merupakan tradisi dan kebiasaan," papar dia.

Sementara itu, warga lainnya, Janus yang juga merupakan ketua RT 03 setempat mengaku jadi kebiasaan memakan batu. Namun, tidak setiap hari dia makan batu, hanya sesekali pada waktu-waktu tertentu.

"Jadi kalau ada warga yang ingin makan batu, pasti mereka pergi gali. Mereka makan batu itu bukan karena lapar tapi kepingin dan sudah menjadi kebiasaan warga di sini," ucap dia.

EDITOR

Effran Kurniawan


loading...



Komentar


Berita Terkait