Universitas Malahayati Atasi Permasalahan Stunting dengan Inovasi Olahan Makanan Alami

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Universitas Malahayati (Unmal) menjadi satu dari sekian banyak perguruan tinggi yang dipilih untuk ikut serta dalam mengentaskan permasalahan stunting di Provinsi Lampung.
Misi ini Unmal jalankan atas dasar kerja sama dengan penanggung jawab stunting nasional BKKBN Pusat dan juga BKKBN Provinsi Lampung dalam rangka mewujudkan generasi Indonesia yang cerdas dan bebas dari stunting.
Rektor Unmal, Achmad Farich menuturkan, bahwa program ini sudah mulai terlaksana sejak 2022 lalu. Terdapat beberapa aspek yang dijalankan dalam upaya mengentaskan stunting di Lampung.
Baca Juga:
Lulusan Universitas Malahayati Dituntut Siap Hadapi Transformasi Digital
Pertama adalah dari aspek kajian dan penelitian. Menurut Farich, Unmal banyak melakukan penelitian tentang bahan pangan yang terbaik untuk ibu hamil dan anak balita.
Inovasi yang dilakukan oleh para dosen Unmal yaitu pengolahan daun menjadi aneka makanan bergizi. Farich menuturkan daun kelor dipilih karena kandungan gizinya yang lengkap.
Baca Juga:
Universitas Malahayati Teken MoU dan MoA dengan RSUD Menggala Tulangbawang
Terlebih selama ini, kata Farich, masyarakat lebih mengaitkan daun kelor dengan hal-hal mistis pengusir roh jahat. Padahal lebih dari pada itu, daun kelor punya manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh.
"Setelah kita beritahukan luar biasa bahkan vitaminnya lebih tinggi dari jeruk vitamin A-nya lebih dari wortel. Ketika sudah tahu mereka antusias untuk dimasak menjadi sayur dan macam-macam olahan lainnya," kata Farich saat diwawancarai selepas audiensi antara Lampung Post dan pimpinan Unmal di Gedung Rektorat Unmal, Jumat, 22 September 2023.
Limbah Kulit Pisang
Selain kelor, inovasi lainnya yang dilakukan Unmal yaitu dengan mengolah limbah kulit pisang. Lampung sebagai provinsi penghasil pisang terbesar menurutnya menjadi salah satu peluang terbaik untuk industri pengolahan makanan.
"Setelah kita teliti ternyata kulit pisang itu kandungan gizinya masih sangat baik. Bisa diolah menjadi produk makanan lain. Jadi kalau untuk balita harus diolah menjadi pukis, brownies, atau tim untuk penambahan karbohidrat. Kalau untuk dewasa bisa dibuat keripik, bolu, dan lain sebagainya," kata dia.
Kemudian program lainnya yang Unmal lakukan yaitu pengabdian kepada masyarakat. Farich mengatakan bahwa pihaknya baru-baru ini telah mengirimkan 500 mahasiswanya ke 10 kecamatan di Kabupaten Tanggamus untuk melakukan sosialisasi pencegahan stunting kepada masyarakat.
Atas upaya ini, Farich berharap ke depan masyarakat lebih bisa menyadari pentingnya perbaikan gizi untuk mencegah stunting. Hal ini menurutnya penting untuk mewariskan generasi penerus yang sehat dan cerdas untuk masa depan bangsa dan Provinsi Lampung.
"Dari segi fasilitas dan juga teknologi, Universitas Malahayati akan coba terus kembangkan sesuai kebutuhan," ujar Farich.
EDITOR
Ricky Marly
Komentar