Tutut Soeharto Borong 70 Lembar Tapis Lampung

BANDAR LAMPUNG (Lampost.co) -- Putri sulung mantan Presiden Soeharto, Siti Hardijanti atau akrab dikenal Tutut Soeharto memborong 70 lembar kain tapis Lampung dalam lawatannya ke Toko Ninda Tapis, Bandar Lampung, Senin (28/1/2019). Datang bersama rombongannya, mantan Menteri Sosial Kabinet Pembangunan VII 1999 itu pun langsung memilih kain khas bumi ruwa jurai tersebut.
Pemilik Ninda Tapis, Layla Ninda menjelaskan dirinya merasa bangga atas kunjungan anggota keluarga cendena tersebut ke tokonya yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Rawa Laut itu. Sebab, kehadirannya turut mengangkat kain tapis untuk lebih dikenal dikancah nasional. "Tadi ada sekitar 70 lembar lebih kain dan selendang tapis yang diborong mulai dari harga Rp2,5 juta sampai Rp3,5 juta. Tapi, tidak saya beri harga asli, karena langsung saya diskon sampai 50%. Dia beli banyak mungkin untuk dibagi-bagikan untuk keluarganya," kata Layla usai kunjungan Tutut di tokonya.
Menurutnya, produk yang menjadi pilihan wanita yang menjabat Ketua Yayasan Dana Gotong Royong dan Kemanusiaan (YDGRK) itu merupakan koleksi produk terbaru yang tengah banyak digemari. Produk tersebut dinilai sangat cocok untut Tutut sebagai pemakai pemula tapis, karena kain dan selendangnya yang lebih ringan dari paduan batik dan tapis. "Beliau membeli 70 kain dan beberapa kain, selendang, bahan untuk bajunya dengan warna-warna emas. Lalu aksesoris kalung Lampung yang diaplikasikan untuk sulam usus. Ada aksesoris seharga Rp900 ribu yang merupakan kalung dengan mutiara asli Lombok," ujarnya.
Kedatangan Tutut ke Lampung tersebut juga turut memberikan bantuan berupa 10 perahu nelayan kepada komunitas nelayan tradisional yang menjadi korban bencana tsunami di Lampung Selatan Desember 2018 lalu. Bantuan tersebut sebagai bentuk untuk mendorong sektor usaha perikanan tangkap agar kembali pulih.
"Kami peduli kepada nelayan agar bisa melaut lagi meski proses melaut dilakukan secara bertahap. Bantuan itu diharapkan bisa bermanfaat dan bisa mendorong kehidupan keluarga nelayan yang lebih baik di masa mendatang. Sehingga bantuan yang diberikan bisa membuat kehidupan sektor usaha dan nelayan tangkap menjadi normal lagi," kata Tutut.
EDITOR
Effran Kurniawan
Komentar