Thermo Gun Tidak Berbahaya Bagi Otak

BANDAR LAMPUNG (Lampost.co) -- Di masa pandemi Covid-19 ini, masyarakat sudah tentu tak asung lagi dengan thermo gun. Alat pengukur suhu tubuh itu biasanya digunakan di setiap pintu masuk kantor instansi atau lembaga.
Namun, belakangan beredar kabar bahwa alat tersebut bisa merusak otak. Kabar yang beredar di masyarakat daya rusak itu diakibatkan dari infra merah yang dipancarkan alat tersebut.
Hal itu kemudian dibantah oleh ahli fisika Universutas Lampung (Unila). Roniyus Marjunus. Dalam wawancara bersama lampost ia mengatakan thermo gun tak memberikan efek meruska pada otak manusia.
Wakil Dekan III FMIPA Unila itu menjelaskan setiap benda yang bersuhu akan mengeluarkan bermacam-macam gelombang elektromagnetik. Namun, daru berbagai gelombang yang dipancarkan akan ada gelombang yang paling panjang intensitasnya.
Dalam fisika, panjang gelombang itu jika dimasukan dalam rumus win maka hasilnya akan sama dengan suhu benda. Sehingga jelasnya, dapat diketahui suhu tubuh berdasarkan gelombang yang dipancarkan tubuh.
"Gelombang yang intensitasnya paling panjang pada tubuh manusia adalah infra merah, jadi bukan thermo gun yang memacarkan infra merah sebenarnya," kata dia.
Thermo gun yang digunakan memiliki sensor yang sensitif terhadap gelombang elektromagnetik. Sensor tersebut mampu menangkap gelombang elektromagnetik yang dipancarkan tubuh.
"Thermo gun menangkap infra merah yang dipancarkan tubuh, lalu merubahnya menjadi angka yang menunjukkan suhu tubuh," jelas Roniyus.
Ia menambahkan, gelombang ini dikeluarkan oleh seluruh tubuh tidak hanya di kepala. Sehingga, thermo gun bisa diarahkan ke seluruh bagian tubuh untuk mengetahui suhu.
"Sekarang sudah banyak yang periksanya di tangan, itu sama saja sebenarnya. Tapi penggunaannya tidak merusak otak," tegasnya.
EDITOR
Setiaji Bintang Pamungkas
Komentar