Sulitnya Perekaman KTP-El Bagi Warga ODGJ, Petugas Merasa Takut hingga Lucu

Gunung Sugih (Lampost.co) – Supinah (55), dengan santai duduk sambil berceloteh dalam di sudut kamar di rumahnya sekitar Kampung Sidomulyo, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah, Kamis, 12 Januari 2023.
Wanita itu didatangi keluarga dan rombongan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Lamteng, untuk ikut melakukan perekaman KTP elektronik (KTP-El). Proses itu turut memerlukan kesabaran petugas dinas untuk merayu warga yang hendak melakukan perekaman.
Pasalnya, Supinah dan sembilan warga lainnya yang mengantre di salah satu rumah warga kampung Sidomulyo itu merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Salah satu operator KTP-El, Narning, mengaku sangat kewalahan dengan tingkah laku warga berkebutuhan khusus itu saat akan direkam dan proses sidik jari.
"Sikap mereka (ODGJ) terkadang membuat takut ada yang mengamuk, membuat takut, lucu, jengkel, dan tertawa. Tapi, saya maklumi itu," kata Narning.
Dia mencontohkan saat memproses untuk KTP Supinah yang membutuhkan waktu hingga dua jam karena sulit diarahkan.
“Matanya selalu tertutup, ketika direkam maunya diberikan makanan kesukaan baru mau nurut. Sempat mengamuk, tapi Alhamdulillah dapat dikendalikan," ujarnya.
Keluarga dari ODGJ tersebut mengaku terbantu dengan pembuatan KTP tersebut. Sebab, administrasi kependudukan itu bisa digunakan untuk mengurus pengobatan dengan bantuan pihak kampung dan pihak lainnya.
Kadisdukcapil Lamteng, Genta Suri Muda, mengatakan banyak kejadian unik saat mendatangi rumah warga untuk perekaman ODGJ, lansia, dan penyandang disabilitas. “Ada yang kabur sampai mengamuk saat didatangi petugas," ujarnya.
Dia mencatat hingga terdapat 108 ODGJ yang dilakukan perekaman dari 28 kecamatan terdiri dari 73 laki-laki dan 35 perempuan.
“Kami masih konsentrasi perekam terhadap ODGJ yang banyak kendala di lapangan," kata dia.
EDITOR
Effran Kurniawan
Komentar