Solar di Pesisir Bandar Lampung Mulai Langka, Nelayan Tak Melaut

Bandar Lampung (Lampost.co): Nelayan di pesisir Kota Bandar Lampung mengeluhkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar mulai langka hingga tidak bisa melaut.
Mujadin, seorang nelayan di Bandar Lampung mengatakan, faktor tidak bisa melaut bukan hanya karena cuaca ekstrem seperti hujan deras dan angin kencang. Tetapi sulitnya mendapatkan solar juga menjadi faktor penentu.
"Kalau solar aja susah gimana mau melaut. Apalagi kalau kapal besar sekali ke laut minimal siap dua ratus liter," katanya, Rabu,1 Maret 2023.
Ia melanjutkan, biasanya kapal di tengah laut sampai dua pekan atau 14 hari, setelah itu baru bersandar. Nelayan juga harus mempersiapkan bekal selama dua pekan saat berada di tengah laut.
Baca juga: Mendag Zulhas Optimis Ekspor Indonesia Meningkat Tahun Ini
"Bayangin aja belum solar, belum stok makan dua pekan. Kadang pulang cuma pas-pasan (hasil tangkapan ikan sedikit). Di situlah susahnya nelayan," katanya.
Ia melanjutkan untuk saat ini sudah hampir dua bulan tidak melaut karena cuaca buruk, angin kencang, dan salah satunya solar mulai sulit didapat. Bahkan jika adapun harga solar berkisar Rp10 ribu per liternya.
"Kalau ngambil di pom harus ada kartu khusus kita. Kalau beli sama orang biasanya Rp10 ribu per liternya," katanya.
Sementara itu, nelayan di Pulau Pasaran, Junaidi mengatakan, meski cuaca ekstrem dan angin kencang ia tetap memaksakan diri untuk melaut mencari kerang hijau.Sebab jika tidak memaksakan diri maka tidak ada biaya untuk kebutuhan sehari-hari.
"Sekarang melaut saya paksakan cari kerang hijau. Dulu dapat sekitar satu kuintal, sekarang cuma 10 kilo saja syukur-syukur," katanya.
EDITOR
Adi Sunaryo
Komentar