SETITIK AIR: Syahwat Berkuasa

MENJELANG bergulirnya agenda politik, seperti pemilihan kepala daerah, banyak orang yang berlomba-lomba mencalonkan diri menjadi seorang pemimpin. Berbagai cara dilakukan agar bisa ikut serta sebagai kontestan yang akan dipilih rakyat.
Tingginya ambisi dan keinginan untuk merebut suara rakyat pun memberikan tontonan yang terkadang tidak biasa. Sikap ramah, toleransi, saling berbagi, serta rasa empati dan simpati seketika membanjiri pelosok negeri. Masyarakat terpencil di daerah yang terisolasi tiba-tiba mendadak populer. Kehidupan rakyat miskin pun ikut terdongkrak lewat sorotan-sorotan kamera.
Alangkah indahnya kehidupan rakyat di daerah ini apabila sosok-sosok yang mempunyai materi berlebih bisa senantiasa berbagi, tolong-menolong, dan selalu ringan mengulurkan tangan seperti layaknya saat menjelang setiap agenda politik. Mungkin saja banyak orang di daerah ini tidak akan memilih untuk menjadi pengemis atau yang cukup ekstrem yakni menjadi perampok.
Pemimpin sejatinya adalah sebuah jabatan yang mulia. Pemimpin dibebani tanggung jawab yang besar dalam memberikan keadilan dan membuat kehidupan rakyatnya sejahtera. Oleh sebab itu, calon pemimpin yang baik hendaknya berangkat dari niat yang tulus. Bukan karena niat bulus atau syahwat untuk berkuasa yang menjadi pemicu.
"Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah swt. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah swt akan mendapat azab yang berat karena mereka melupakan hari perhitungan." (QS Shad: 26).
Semoga saja, calon-calon pemimpin di daerah ini adalah orang-orang terpilih yang benar-benar mempunyai keikhlasan menjadi pengabdi dan pengayom rakyat. Kita semua pantas berharap pemimpin kita nantinya adalah orang yang dipilih Allah swt untuk memberikan kebaikan dan keberkahan dalam hidup di dunia maupun di akhirat.
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi, itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al-Baqarah: 30).
EDITOR
Iyar Jarkasih, wartawan Lampung Post
Komentar