#tbc#lampungbarat#puskesmas#dinkeslambar

Sepanjang 2023 Terdapat 148 Kasus TBC Ditemukan di Lampung Barat

Sepanjang 2023 Terdapat 148 Kasus TBC Ditemukan di Lampung Barat
Dok/Google


Liwa (lampost.co)--Sejak Januari hingga 30 Mei 2023 petugas kesehatan Lampung Barat melalui 15 Puskesmas dan rumah sakit menemukan sebanyak 148 kasus penderita tuberclosis (TBC).

Kepala Dinas Kesehatan Lampung Barat,Widyatmoko Kurniawan,mengatakan 
 148 temuan kasus TBC di Lampung Barat masih di bawah target temuan yang ditetapkan pemerintah pusat melalui provinsi yakni sebanyak 1.149 kasus (12,87%).

Sementara tahun lalu, kata dia, kasus TBC di Lambar yang berhasil ditemukan dan diobati yaitu sebanyak  428 kasus dari target penemuan sebanyak 1.094 kasus.

Baca juga: 3.606 Kasus TBC Ditemukan di Bandar Lampung Sepanjang 2022

"Tahun 2022 kasus TBC yang berhasil ditemukan dan diobati mencapai 428 kasus dari target penemuan sebanyak 1.094 (39,13%)," kata dia.

Mengenai proses perkembangan penanganan kasus tahun lalu,pihaknya belum dapat menjelaskan secara rinci tentang berapa yang sudah sembuh, namun yang pasti semua temuan dilakukan penanganan.

Baca juga:Dinkes Pringsewu dan ILS Berkomitmen Berantas TBC Resisten Obat

Ia menjelaskan, kasus TBC tahun 2023 yang telah ditemukan dan diobati sebanyak 148 kasus dengan rincian ditemukan di RSU Alimuddin Umar Liwa sebanyak 31 kasus, Puskesmas Sekincau 19 kasus, Puskesmas Liwa 15 kasus, Bandarnegeri Suoh dan Pajarbulan masing-masing 11 kasus.

Lalu penemuan di Puskesmas Lumbok Seminung 1 kasus, Puskesmas Airhitam dan Pagar Dewa masing-masing 2 kasus. Sementara penemuan di 9  Puskesmas lainya bervariasi antara 5-9 kasus.

Berdasarkan data itu, kata dia, kasus TBC paling banyak ditemukan melalui kerja sama layanan TB resistan di rumah sakit Alimuddin Umar yang mencapai 31 kasus.

Kemudian penemuan terbanyak kedua di wilayah Puskesmas Sekincau yang mencapai 19 kasus, Puskesmas Liwa 15 kasus dan lain sebagainya.
Ia memprediksi kasus TB itu masih banyak yang belum ditemukan terutama bagi wilayah yang angka temuanya masih rendah.

"Sebab sesuai target penemuan yang ditetapkan pemerintah pusat bahwa tahun ini jumlah penemuan kasus TB yakni 1.094 kasus namun sampai akhir Mei ini kasus TB di Lambar baru ditemukan sebanyak 148 kasus atau sekitar 12,87% dari target," kata dia.

Setiap temuan kasus TB itu, kata dia, melalui petugas telah dilakukan penanganan pengobatan. Untuk menanggulangi kasus TBC ini, pihaknya melalui petugas terus melakukan sosialisasi tentang penanggulangan dengan cara terus melakukan program Temukan, Obati Sampai Sembuh (TOSS).

Kemudian setiap Puskesmas juga telah dilengkapi dengan alat pemeriksaan TB menggunakan mikroskopes. Kemudian beberapa Puskesmas juga telah diberikan alat tes cepat molekuler (TCM). Selain di Puskesmas, alat TCM TB juga disediakan di rumah sakit.

Untuk Puskesmas yang belum memiliki alat TCM TB maka pemeriksaanya dilaksanakan menggunakan mikroskopes.

Ia menjelaskan, untuk mereka yang ditemukan mengalami TB maka pihaknya melalui petugas Puskesmas melakukan pelayanan pengobatan secara rutin selama enam bulan. 

Selama dalam proses pengobatan itu, petugas melakukan pengawasan dengan cara melibatkan dan menunjuk salahsatu anggota keluarganya untuk mengingatkan dan memberikan obat secara rutin kepada penderitanya. Pengawasan itu dilaksanakan agar penderitanya tidak lupa mengkonsumsi obatnya.

Kondisi keluarga yang ditemukan mengalami riwayat TB itu, kata dia, umumnya adalah keluarga yang tidak mampu namun ada juga yang mampu karena tertular.

"Latar belakang sebagian besar penderita TB itu adalah dari keluarga kurang mampu dengan memiliki tempat tinggal yang terlihat kumuh dan lembab akibat kurang pencahayaan," kata dia.

Terhadap semuanya itu, lanjut dia, selain rutin mengobati penderitanya petugas juga mensosialisasikan tentang bagaimana pola hidup bersih dan sehat, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan sekitar tempat tinggal.

"Upaya yang dilakukan petugas adalah menemukan kasus sebanyak-banyaknya. Setelah menemukan kasus maka diberi pengobatan sampai sembuh. Hal ini bertujuan untuk memutus mata rantai penularan TB," kata dia.

EDITOR

Nurjanah


loading...



Komentar


Berita Terkait