#beritalampung#beritapesibar#dbd#demamberdarah

Seorang Bocah di Ngaras Pesisir Barat Meninggal akibat DBD

Seorang Bocah di Ngaras Pesisir Barat Meninggal akibat DBD
Petugas kesehatan memeriksa lingkungan sekitar warga yang terjangkit DBD ditemukan banyak jentik nyamuk. Lampost.co/Yon Fisoma


Krui (Lampost.co): Seorang warga yang terjangkit demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Ngaras, Kabupaten Pesisir Barat dilaporkan meninggal dunia. Sementara beberapa warga lainnya terpaksa dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.

"Korban meninggal satu orang merupakan anak-anak. Kalau yang kena DBD banyak," kata NM, seorang warga di kecamatan Ngaras, Sabtu, 8 Oktober 2022.

Masyarakat berharap pemerintah melalui pihak terkait dapat secara cepat melakukan upaya penanggulangan agar jumlah korban DBD tidak bertambah di wilayah Kecamatan Ngaras.

NM mengatakan dalam kurum waktu sejak dua bulan terakhir telah ada satu keluarga yang terkena DBD. "Ada juga diantaranya anak perempuan pekan kemarin diduga kelalaian menangani sehingga tidak bisa dibantu menjadi korban DBD," kata NM.

Saat ini, kata dia, masih ada empat orang yang terjangkit DBD di Kecamatan Ngaras dan masih dalam perawatan. Satu orang diantaranya dirujuk ke Rumah Sakit Ali Mudin Umar, Liwa, Lampung Barat. Kemudian satu orang dirujuk ke Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung, dan dua orang di rawat di Puskesmas Bengkunat.

"Warga yang terjangkit diantaranya pasangan suami istri," katanya.

Kepala Puskesmas Bengkunat, Andi Basuki, mengatakan ada empat pasien positif DBD, satu orang yang merupakan seorang bocah berumur sekitar 3 tahun meninggal dunia setelah dirujuk ke rumah sakit di Pringsewu.

"Betul, ada empat orang yang kena DBD. Tetapi mereka semua saat ini sudah pulang ke rumah. Satu orang anak umur sekitar tiga tahun meninggal dunia akibat DBD. Mungkin itu karena terlambat membawa ke pusat kesehatan. Karena itu kan sudah berobat ke bidan dulu. Sudah agak sembuh, sedangkan fase DBD itu kan kadang menipu dari panas sudah dingin. Mungkin pas fase dingin dianggap sembuh gak dibawa ke rumah sakit. Itu telatnya," kata Andi.

Dia mengatakan saat ini fasilitas dan petugas di Puskesmas Bengkunat untuk menangani pasien DBD telah mencukupi. Namun pasien terpaksa dirujuk karena memang ada peralatan yang pada tingkat  puskesmas tidak tersedia. 

"Insyaallah cukup di Puskemas Bengkunat. Tetapi kenapa pasien dirujuk karena untuk tindak lanjut. Pasien DBD trombositnya turun perlu tranfusi darah, sementara kami belum ada peralatan untuk itu," kata dia.

Dia menambahkan untuk membasmi nyamuk yang menjadi penyebab DBD, pihaknya bersama masyarakat setempat telah melakukan kegiatan fogging dan pembagian bubuk abate kepada warga untuk ditaburkan di bak-bak atau penyimpanan air.

EDITOR

Adi Sunaryo


loading...



Komentar


Berita Terkait