Sebagian Warga Lampung Bisa Melihat Gerhana Matahari Cincin

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Fenomena astronomi gerhana matahari cincin diprediksi akan terjadi di sebagian wilayah Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Asia Timur pada Minggu, 21 Juni 2020. Namun, untuk wilayah Indonesia tidak akan mengalami gerhana matahari cincin, tapi hanya dapat menyaksikan sebagian dan tidak seluruh bagian wilayah Indonesia yang dapat melihatnya.
Di Indonesia gerhana matahari kali ini, bagian matahari yang tertutup bulan bervariasi bergantung dari lokasi pengamatan. Mulai dari hampir 0% hingga 43% di Kepulauan Talaud di Sulawesi Utara yang menjadi lokasi pengamatan terbaik di Indonesia.
Di Lampung, hanya sebagian daerah yang dapat mengamati gerhana matahari sebagian. Lokasi yang dapat menikmati fenomena ini, antara lain di wilayah Lampung Utara, Terbanggibesar (Lampung Tengah), Bandarjaya (Lampung Tengah), Metro, Tulangbawang, Tulangbawang Barat, Mesuji, dan Lampung Timur.
Terkait hal itu, Kepala UPT OAIL Itera Hakim L Malasan berencana melakukan pengamatan gerhana yang diperkirakan hanya 0,03% di Kotabumi, Lampung Utara. Proses gerhana matahari sebagian akan berlangsung pada Minggu, 21 Juni 2020, mulai pukul 14.57 WIB dan puncaknya terjadi pada pukul 15.07 WIB.
Dalam pengamatan kali ini, katanya, OAIL Itera akan bergabung beberapa lembaga internasional, seperti Apadilangit (Universe Awareness Malaysia) dan National Planetarium of Malaysia, Universe Awareness (Leiden University), dan National Outreach Coordinator IAU (NOC IAU).
“Untuk gerhana matahari sebagian 21 Juni 2020 kali ini, kami tidak dapat mengamatinya di Bandar Lampung. Oleh karena itu, UPT OAIL akan mengirim tim ekspedisi pengamatan gerhana matahari sebagian ke Kotabumi, Lampung Utara,” ujar Hakim.
Berkaitan dengan adanya wabah covid-19 yang sedang terjadi di Indonesia, sesuai protokol nasional, UPT OAIL tidak akan melaksanakan pengamatan untuk masyarakat umum. Meskipun demikian, UPT OAIL melakukan streaming kondisi pengamatan melalui kanal YouTube UPT OAIL: https://tinyurl.com/youtube-oail, dan juga melalui media sosial Instagram: @oail.itera. Bagi masyarakat umum yang ingin memantau kondisi pengamatan, silakan masuk melalui ke kedua platform tersebut.
Hakim menambahkan masyarakat direkomendasikan untuk tidak menatap matahari secara langsung dalam waktu yang lama karena dapat mengakibatkan kerusakan jaringan pada mata. “Kami sangat merekomendasikan untuk menggunakan kacamata, filter matahari, maupun kamera lubang jarum dalam pengamatan gerhana matahari. Jangan menggunakan kacamata las, disket, maupun lembaran x-ray karena masih kurang mengurangi intentistas cahaya matahari,” katanya.
EDITOR
Muharram Candra Lugina
Komentar