#beritalampung#beritabandarlampung#cuacaekstrem#bencanaalam#bandara

Satu Penerbangan di Bandara Radin Inten II Ditunda akibat Angin Kencang

Satu Penerbangan di Bandara Radin Inten II Ditunda akibat Angin Kencang
Foto tangkap layar video yang memperlihatkan hujan disertai angin kencang di Bandara Radin Inten II Lampung.


Kalianda (Lampost.co): Beredar sebuah video yang memperlihatkan hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang melanda wilayah Bandara Radin Inten II, Lampung Selatan. Kereta pengangkut barang terlihat bergerak tersapu angin dalam video berdurasi 24 detik itu, Sabtu, 17 Desember 2022.

EGM Bandara Radin Inten II Lampung, Untung Untung Basuki membenarkan bahwa telah terjadi angin kencang sekitar pukul 14.00 wib. Akibatnya satu penerbangan ditunda sementara. 

"Iya benar, angin kencang dan hujan deras tadi sempat terjadi. Akibatnya satu penerbangan JT122 dari Jakarta Soekarno-Hatta ke Lampung delay hampir satu jam tiba disini (Bandara Radin Inten II). Untuk keberangkatan ada satu penerbangan juga pada pukul 14.30 WIB," katanya. 

Sementara, berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi kecepatan angin saat video itu diambil mencapai 40 knots atau 80 km/jam.

"Memang ada terjadi angin kencang disertai hujan es di wilayah Natar, Jatiagung, Tegineneng, Negerikaton, Bumiratu Nuban, Trimurjo, Gedongtataan, Tanjungsenang, Rajabasa, Sukarame, dan sekitarnya sejak pukul 14.15 WIB," kata Kasi Data dan Informasi, Rudi Harianto. 

Rudi mengatakan, fenomena angin kencang itu disebabkan adanya perbedaan suhu antara laut dan daratan menyebabkan perbedaan tekanan yang memicu aliran angin. Semakin besar perbedaan tekanan yang terjadi, angin yang dihasilkan pun akan semakin kencang yang umumnya terjadi di permukaan.

"Selain karena perbedaan tekanan udara yang besar, angin kencang juga dapat dihasilkan dari awan Cumulonimbus. Angin kencang dari awan Cumulonimbus ini dapat berupa angin puting beliung atau angin kencang yang biasa disebut downburst," ujar dia.

Downburst terjadi saat udara yang berkondensasi pada bagian atas awan terjatuh, membawa banyak udara dengan cepat, dan menyebar saat mencapai permukaan tanah, hingga menghasilkan angin berkecepatan tinggi, mencapai 160 km/jam.

"Kecepatan angin pada downburst ini dapat menyebabkan korban jiwa, pohon tumbang, kerusakan struktur bangunan, serta memicu kecelakaan pesawat saat mendarat meski berdurasi singkat," kata Rudi.

EDITOR

Adi Sunaryo


loading...



Komentar


Berita Terkait