Rusia Akui Banyak Tentara Tewas dalam Serangan Ukraina

Moskow (Lampost.co) -- Para petinggi militer Rusia berada di bawah pengawasan ketat setelah Kremlin mengakui lebih banyak tentara tewas dalam satu serangan artileri daripada yang terungkap sebelumnya.
Beberapa pejabat Rusia berusaha menyalahkan tentara mereka sendiri atas serangan yang menghancurkan itu. Mereka menyoroti penggunaan ponsel yang tidak tepat membantu Ukraina menentukan lokasi personel militer, sebuah klaim yang ditanggapi dengan skeptis.
Pasukan Ukraina menargetkan satu bangunan dengan serangan rudal di kota Makiivka yang dikuasai Rusia di Ukraina. Mereka mengklaim sekitar 400 tentara tewas dalam ledakan itu dan 300 lainnya terluka.
Sementara itu, Kremlin menaikkan angka kematian awal dari 63 menjadi 89 dalam pengakuan yang jarang terjadi.
Ratusan tentara Rusia dilaporkan berkerumun di sebuah gedung dekat garis depan sebelum dihantam dengan artileri yang dipasok Barat.
Serangan tersebut merupakan salah satu serangan paling mematikan terhadap pasukan Kremlin sejak perang dimulai dan memiliki jumlah kematian tertinggi dari satu insiden yang diakui sejauh ini kedua belah pihak dalam konflik.
Militer Rusia menyalahkan tentara atas kematian mereka sendiri. Jenderal yang berbicara di depan umum untuk membuat pernyataan itu adalah Sergei Sevryukov, yang biasanya tidak muncul di media pemerintah, kemungkinan tanda jenderal yang lebih senior tidak ingin dikaitkan dengan insiden tersebut.
Dia mengatakan sinyal telepon mereka memungkinkan pasukan Kyiv untuk menentukan koordinat lokasi personel militer dan melancarkan serangan.
Emily Ferris, Rekan Riset untuk Rusia dan Eurasia di Royal United Services Institute di London mengatakan sangat sulit untuk memverifikasi pensinyalan ponsel dan geolokasi yang harus disalahkan atas serangan yang akurat.
“Tentara Rusia yang bertugas aktif dilarang menggunakan ponsel karena ada begitu banyak kasus dalam beberapa tahun terakhir ponsel digunakan untuk penargetan. Termasuk kedua belah pihak dalam perang Ukraina,” ujar Ferris, seperti dikutip TRT, Kamis 5 Januari 2023.
Dia juga mencatat menyalahkan tentara itu sendiri adalah narasi yang membantu untuk Moskow karena membantu membelokkan kritik dan mengarahkan perhatian ke arah larangan ponsel resmi.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga berusaha mengalihkan pembicaraan, saat ia mengambil bagian melalui tautan video dalam upacara pengiriman fregat yang dilengkapi dengan rudal hipersonik baru angkatan laut Rusia.
EDITOR
Effran Kurniawan
Komentar