Rudi Bantah Sekap Istri dan Kelima Anaknya

Bandar Lampung (Lampost.co): Rudi Arbudi (43) membantah telah sengaja melakukan penyekapan terhadap istri dan kelima anaknya di dalam rumah yang di kontraknya.
"Nggak benar itu, saya nyekap istri dan lima anak saya. Nggak mungkin saya setega itu," ujarnya saat ditemui di Polsek Tanjungkarang Timur, Sabtu, 28 Januari 2023.
Rudi menceritakan saat itu dirinya pergi ke rumah kerabatnya yang sedang mengadakan pesta pernikahan di daerah Menggala, Tulangbawang. Kemudian, ia menutup pintu tengah kontrakannya menggunakan rantai dan gembok.
"Karena saya buru-buru mau pergi, kuncinya saya titipkan kepada anak pertama. Soalnya saya nggak enak perginya nebeng mobil teman. Saya juga berpesan kepada anak saya. Kalau mau keluar pintu di kunci lagi," ujarnya.
Berita terkait: Istri dan 5 Anak di Bandar Lampung Disekap karena Suami Posesif
Ia juga mengaku istrinya tahu bahwa dirinya akan pergi selama beberapa hari ke rumah kerabatnya. Akan tetapi, pada saat itu sang istri sedang mencuci pakaian di belakang rumah.
"Saya juga waktu mau pergi pesan kepada anak saya. Kalau mau pergi sekolah atau keluar rumah pintu dikunci lagi, karena takut ayam yang ada di belakang dan adik-adiknya keluar. Saya khawatir adiknya keluar nanti nakal," kata dia.
Ia pun mengaku terkejut setelah pulang ke rumah kontrakannya sudah ramai orang dan menuduhnya melakukan penyekapan terhadap istri dan kelima anaknya.
"Saya pulang hari Selasa sudah ramai-ramai. Saya dibilang nyekap istri dan anak saya. Padahal nggak kaya gitu, waktu saya pergi saja masih ninggalin duit Rp120 ribu buat makan mereka," kata dia.
Dia menambahkan penghasilan dirinya sebagai juru parkir tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari untuk menghidupkan istri dan kedelapan anaknya. Meski begitu, ia mengaku masih bisa memberikan makan kepada anak-anaknya.
"Saya kerja pagi pulang sore. Saya kerja sebagai tukang parkir sehari dapat Rp20 sampai 30 ribu cukup beli makan sehari saja," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, lima orang anak dibawah umur beserta ibunya dikurung oleh bapaknya yang berprofesi sebagai `Pak Ogah` disebuah bedeng, Jalan Antasari, Kelurahan Kedamaian, Kecamatan Kedamaian, Bandar Lampung.
EDITOR
Adi Sunaryo
Komentar