Restu FIFA untuk KLB Tegaskan Sepak Bola Indonesia Harus Dibenahi

Jakarta (Lampost.co) -- Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) memberi lampu hijau penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI dan merekomendasikan digelar Februari 2023. Restu FIFA menunjukkan ketegasan sebagai federasi sepak bola tertinggi di dunia agar persoalan sepak bola di Indonesia bisa diatasi.
Pengamat sepak bola nasional, Mohamad Kusnaeni menilai FIFA melihat suara masyarakat di Indonesia untuk adanya perubahan di tubuh federasi. FIFA tentunya menyadari sepak bola Indonesia sedang kurang kondusif atas Tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 135 jiwa meninggal dunia. Apalagi, ada kepercayaan publik menurun terhadap PSSI.
Baca juga: FIFA Rekomendasikan KLB PSSI Digelar Februari 2023
"Respons FIFA menurut saya memberi penegasan masalah sepak bola di Indonesia harus segeta diatasi. Dimajukan jadwal itu kan sinyal, sudahlah segera diatasi," kata Kusnaeni saat dihubungi, Jumat, 11 November 2022.
Selain itu, kata dia, FIFA juga punya kepentingan untuk menggelar Piala Dunia U-20 di Indonesia pada Mei—Juni 2023. Untuk itu, kata dia, FIFA memberi restu agar PSSI segera menggelar KLB bahkan dimajukan jadwalnya dari yang direncanakan.
"Pasti mereka ingin semua berjalan lancar. FIFA enggak mau KLB ini mengganggu persiapan Piala Dunia. Dengan demikian, pengurus yang baru ini bisa segera mempersiapkan Piala Dunia. Walaupun lebih banyak nanti melibatkan pemerintah, kan ujung tombaknya tetap federasi," ujarnya.
Kusnaeni juga mengatakan restu pemerintah terhadap siapa pun yang akan jadi pengurus PSSI akan menentukan. Hal itu mengingat masih banyak persoalan atas Tragedi Kanjuruhan yang belum bisa diselesaikan.
"Masih banyak persoalan seperti rekomendasi Komnas HAM, rekomendasi TGIPF yang sebagian belum dijalani, lalu masih ada persoalan hukum untuk tersangka. Itulah mengapa calon yang maju penting mendapat support dari negara," katanya.
Kusnanei berharap adanya kesadaran kolektif dari stakeholder sepak bola Indonesia yang menjadi pemilik suara untuk menangkap suara masyarakat yang menginginkan perubahan di PSSI.
"Masyarakat butuh perubahan, perbaikan. Masyarakat menganggap kepengurusan sekarang mengecewakan. Saya enggak bicara performa, tapi kalau dilihat adanya desakan KLB menggambarkan kekecewaan masyarakat dari dampak Tragedi Kanjuruhan dan itu harus direspons oleh mereka," ujarnya.
EDITOR
Muharram Candra Lugina
Komentar