Resistansi ARV Tambah Kompleksitas Masalah HIV

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Resistansi obat antiretroviral (ARV) dinilai menambah kompleksitas penanganan permasalahan human immunodeficiency virus (HIV) di Lampung.
Kepala Bidang Kajian Penyakit dan Mitigasi Bencana Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lampung, Aditya, mengatakan resistansi dapat terjadi karena pola konsumsi ARV yang tidak rutin.
"Sekarang ada kendala resistansi obat, Ini menambah kompleks permasalahannya," ujar Adit, Selasa, 11 Juli 2023.
Menurutnya, ketidakteraturan konsumsi ARV akibat beragam faktor, seperti pasien lalai atau tak tertib anjuran ataupun permasalahan terkait ketersediaan obat.
"Resistansi karena orang tidak teratur minum. Kadang dia teratur tapi obat kosong, ini juga menjadi catatan," kata dia.
BACA JUGA: Dinkes Lambar Catat 7 Kasus HIV Sejak 2021
Akibat konsumsi obat yang tidak tuntas tersebut, pasien berpotensi menularkan HIV terhadap tubuh orang lain. "Kalau menularkan ke orang baru, maka tidak melalui fase seperti yang menularkan, tapi langsung resistan," ujarnya.
Dia berharap penanganan HIV dapat gencar kembali setelah fokus penanganan penyakit sempat memudar akibat pandemi Covid.
Apalagi, permasalahan HIV itu lintas sektor, mulai dari sisi sosial, ekonomi, hingga kesehatan. Kerja sama dan dukungan berbagai pihak sangat penting untuk pengentasan persoalan tersebut.
"Penanganannya tidak simpel, maka harus sama-sama punya roadmap dan target yang jelas," kata dia.
EDITOR
Effran Kurniawan
Komentar