#beritalampung#beritalampungterkini#hargatelur#peternakayam#pinsar

Pinsar Ingin Ubah Paradigma Menilai Harga Telur di Pasaran

Pinsar Ingin Ubah Paradigma Menilai Harga Telur di Pasaran
Ilustrasi. Dok


Bandar Lampung (Lampost.co) -- Perhimpunan Insan Peternakan Rakyat (Pinsar) Petelur Nasional Lampung mengungkapkan masyarakat terlalu fokus pada perubahan harga telur di pasaran, tanpa melihat proses dan nilai suatu barang tersebut. Sebab, naik turunnya harga telur pada dasarnya juga ikut berimbas pada peternak sebagai produsen.

Ketua Pinsar Petelur Nasional Lampung, Jenny Soelistiani, menyatakan saat ini harga telur turun drastis dari kenaikan sebelumnya dan masyarakat menginginkan harga kembali normal di bawah Rp30 ribu. Padahal, jika turun lebih jauh dari itu, peternak di tingkat bawah juga akan merugi karena harga yang berada di pasar tentu berbeda dengan yang distributor keluarkan.

Baca juga: Harga Telur Saat ini Belum Untungkan Peternak 

"Tapi sebenarnya harga telur itu murah tidak sampai Rp2.000 ribu per butir. Contohnya kalau sekilo Rp30 ribu isi sekitar 16 butir, berarti sebutir tidak sampai Rp2.000. Sementara jika dibandingkan dengan pembelian kuota internet bisa sampai Rp100 ribu per minggu tidak merasa mahal. Padahal itu tidak ada nilai gizinya seperti telur," ujarnya, Minggu, 25 September 2022.

Dia menilai terdapat paradigma yang salah terhadap landasan berpikir masyarakat. Oleh sebab itu, Pinsar ingin mengedukasi harga telur masih dapat terjangkau.

"Jika dinilai dengan perjuangan, peternak dan petani mereka harus merugi kalau harga terus berada di angka terendah sebagai mana tuntutan masyarakat. Akibatnya, mereka (peternak) tidak akan sejahtera. Harus berpikir dengan sudut pandang lain kalau telur ini seharga kerupuk, artinya sebenarnya itu murah," katanya.

Kemudian melonjaknya harga telur beberapa waktu lalu, ia mengatakan itu akibat banyaknya peternak bangkrut dan populasi ayam hilang sekitar 30 persen.  

Terkait eduksi tersebut, Pinsar akan mencoba berkoordinasi dengan dinas provinsi terkait guna memberikan pemahaman dan informasi seputar peternak serta kondisi harga telur di pasaran.

"Saya akan coba komunikasi dengan Dinas Peternakan untuk menggelar kegiatan yang bertujuan mengedukasi dampak, kondisi peternak, dan sebagainya, sehingga apa pun setiap ada informasi bisa share," ujarnya.

EDITOR

Muharram Candra Lugina


loading...



Komentar


Berita Terkait