Petani Tomat Diminta Atur Pola Tanam Agar Tidak Panen Serentak

Liwa (Lampost.co) -- Pemerintah meminta para petani tomat untuk mengatur pola tanam agar tidak terjadi panen serentak yang dapat berpengaruh pada anjloknya harga jual.
Kabid Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Lampung Barat Cik Den, mengatakan berdasarkan pengecekan, anjloknya harga umumnya dipicu oleh suplai tinggi sementara permintaan pasar sedikit. Selain mengatur pola tanam, petani juga mesti menekan biaya produksi.
Dia mengatakan untuk membantu para petani tomat yang tengah mengeluh akibat harga panen sedang anjlok, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Lampung kerja sama dengan Pemkab Lampung Barat, Jumat 27 Januari 2023 memborong sebanyak 1 ton buah tomat milik petani secara langsung.
Langkah itu untuk membantu para petani yang saat ini tengah kesulitan memasarkan hasil panen tomatnya. Tomat sebanyak 1 ton itu akan dibagikan kepada para pegawai dan yang membutuhkan lainnya.
Pihaknya juga bekerja sama dengan Dinas Koperindag dan dalam waktu dekat akan mengumpulkan para perwakilan kelompok tani, UMKM dan para pedagang penampung hasil tanaman hortikutura. Mereka akan diajak duduk bersama dan akan dilakukan edukasi terkait permasalahan ini.
Tujuanya adalah agar ketika harga anjlok para petani tidak banyak merugi. Kemudian hasil panen tomat itu bisa dimanfaatkan untuk bahan produksi UMKM.
Sunar, seorang petani yang tengah panen tomat, mengaku sedih karena harga saat ini anjlok hingga membuatnya merugi. "Harga hanya Rp800 per kg sementara biaya produksi seperti pupuk dan racun hama juga sudah naik tinggi," kata Sunar.
Ia berharap harga hasil bisa segera kembali meningkat dan harga kebutuhan sarana produksi juga bisa terjangkau.
EDITOR
Deni Zulniyadi
Komentar