#petani#padi#metro

Petani di Metro Diimbau Bisa Tutup Tanam di Juni 2023

Petani di Metro Diimbau Bisa Tutup Tanam di Juni 2023
Proses gropyokan yang dilakukan oleh petani di wilayah Metro Barat. (Foto: Lampost.co/Bambang Pamungkas)


Metro (Lampost.co) -- Pemerintah Kota (Pemkot) Metro menargetkan pada Juni 2023 mendatang petani sudah menyelesaikan atau tutup tanam padi pada masa tanam dua (MT 2). 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Metro, Herry Wiratno mengatakan, pada MT 2 pihaknya telah mengimbau petani untuk mempercepat proses tanam dan harus tepat waktu. "Tutup tanam ini kita percepat dikarenakan keadaan air yang terbatas. Kita targetkan pada akhir Mei hingga Juni harus tanam semua," kata dia, Selasa, 16 Mei 2023. 

Dia menambahkan, hal tersebut juga dikarenakan pada Juli aliran air yang melintasi persawahan di Kota Metro. "Terlebih, anjuran dari kementerian juga ada wabah El Nino. Apalagi, nanti juga ada kemarau panjang. Takutnya kalau petani enggak bisa tanam mereka bakal kekurangan air dan mudah diserang penyakit," tambahnya. 

Baca Juga: Ratusan Petani Lambar Ikuti Bimtek Komoditas Sayuran dan Tanaman Obat Setrategis

Dia menyebut, untuk MT 2 ini kesiapannya sudah 100 persen. Bahkan ada sebagian lahan di Metro yang sudah melakukan tanam padi. "Nah, di wilayah Metro Barat dan Selatan sudah ada yang tanam. Selama ini kendalanya memang air, selebihnya tidak ada lagi," ungkapnya. 

Dia mengatakan, dari luas lahan 2.947 hektare yang tanam ini sekitar 1.500 hektare karena di masa tanam dua ini tidak semua menanam padi. "Ini musim gadu, mereka sebagian ada yang tanam palawija, jagung, dan kedelai. Jadi hanya sebagiannya saja yang tanam padi," ujarnya. 

Baca Juga: PUPR Mesuji Laksanakan SOP-SEDAP Bantu Petani Hadapi Kemarau 2023

Sementara itu, untuk antisipasi hama yang terjadi pada MT 2 ini dengan adanya hewan tikus. 

"Jadi antisipasi hama tikus masih dilakukan secara manual, seperti gropyokan yang dilakukan para petani. Ini bisa meminimalisir keberadaan hama tikus. Kalau obat juga tidak efektif, hanya sekian persen saja yang teratasi," pungkasnya. 

EDITOR

Ricky Marly


loading...



Komentar


Berita Terkait