Petani di Mesuji Berpotensi Rugi Miliaran Rupiah karena Jalan Rusak

Mesuji (Lampost.co) -- Jalan di Kecamatan Mesuji Timur dan Kecamatan Rawajitu Utara, rusak parah. Kondisi itu berpotensi membuat petani di daerah sekitar bisa mengalami kerugian miliaran rupiah saat di masa panen.
Hal itu karena membengkaknya biaya untuk mengangkut gabah kering panen (GKG), baik melalui jalan usaha tani (JUT), jalan desa, maupun jalan kabupaten, yang semuanya rusak parah.
Petani di Mesuji Timur seharusnya hanya perlu mengeluarkan Rp100 ribu untuk mengeluarkan hasil panen. Namun, kini petani harus merogoh kocek hingga Rp400 ribu per hektare. Dengan luas tanam padi di Mesuji yang mencapai 30.516 ha, petani berpotensi merugi hingga Rp61 miliar.
"Salam satu hektar rata-rata ada lima ton. Pengeluaran itu terutama untuk ojek, biaya kuli, dan potong padi," kata Iwan, petani dari Kecamatan Mesuji Timur.
Andi, warga Mesuji Timur, mengatakan biaya hidup makin naik akibat kondisi jalan yang buruk.
"Air minum biasanya Rp8.000 per galon kini jadi Rp16.000. Kami tak perlu jalan menjadi halus dan mulus. Kami harapkan jalan tidak lembek dan dapat dilewati, itu saja," kata Andi.
Anak sekolah juga mengaku kesulitan menempuh pendidikan dengan kondisi jalan yang buruk.
"Kami terkadang berlumuran lumpur sampai di sekolah karena terjatuh saat dalam perjalanan. Kami berharap ada perhatian atas kondisi ini," kata Supri, warga Desa Tanjung Mas Makmur.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dan Holtikultura, Halwan, menjelaskan musim panen diprediksi akan terjadi pada akhir Februari dan Maret mendatang.
"Prediksi panen mulai minggu ke 4 Januari perkiraan panen raya akhir Februari - Maret. Rata rata produksi GKG Mesuji 4,92 ton. Luas tanam periode Oktober 2022 sampai Januari 2023 seluas 30.516 ha. Dari jumlah itu, ada 7.389 ha dari Mesuji Timur dan 10.153 ha di Rawajitu Utara," ujarnya.
EDITOR
Effran Kurniawan
Komentar