Pesona Festival Wonomarto dalam Bingkai Kearifan Lokal

KOTABUMI (Lampost.co) -- Tenangnya genangan air seluas sekitar 20 hektare di areal Bendungan Tirta Sinta, Desa Wonomarto Kecamatan Kotabumi Utara, dengan ragam potensi lokalnya tidak akan lengkap tanpa disajikan melalui momen pagelaran yang menjadi awal kisah demi satu kenangan.
Kepala Desa Wonomarto, Kecamatan Kotabumi Utara, Waskito Yusika dilokasi Bendungan Tirta Sinta, Desa Wonomarto mengatakan untuk mengenalkan ragam potensi yang ada di Desa Wonomarto dibutuhkan keberanian untuk memulai pagelaran. Melalui dana swadaya masyarakat, pihak desa menggelar Festival Wonomarto 2019 selama tiga hari mulai 15--17 Oktober 2019.
"Melalui pagelaran Festival Wonomarto 2019, kami hanya ingin membagikan kisah pada anak cucu kami bahwa para pendahulu yakni masyarakat desa disini pernah bahu membahu berupaya membangun desa demi mereka (anak cucu, red)," ujarnya.
Dia menjelaskan rangkaian kegiatan festival pada 15 Oktober 2019 diawali dengan pawai budaya keliling Desa Wonomarto yang menampilkan khasanah kekayaan budaya lokal masyarakat yang ada di wilayah setempat, seperti dari budaya Jawa, Sunda, Bali, Lampung, dan etnis daerah yang lainnya. Kemudian dilanjutkan konser musik dan tari budaya tradisional kontemporer.
"Antusias warga Desa Wonomarto dalam menyambut festival ini dapat dilihat pada pawai budaya yang diikuti oleh semua warga," tuturnya.
Hari kedua, Rabu (16 Oktober 2019), festival dilanjutkan dengan penebaran sekitar empat kwintal ikan nila di saluran irigasi sungai Way Merah sepanjang 400 meter untuk diperebutkan warga diacara 'Ngubek Kali' dilanjutkan dengan makan bersama Plt Bupati Lampura Budi Utomo beserta warga. Kegiatan dilanjutkan dengan lomba tari kreasi tingkat SD di lokasi festival dan pada malamnya digelar istigasah doa meminta keselamatan.
"Pada acara Ngubek Kali ini, lebih ditujukan untuk menjalin silaturahmi antara pihak desa dengan pemerintah daerah, agar dapat bersinergi membangun daerah," kata dia.
Di hari terakhir, Kamis (17 Oktober 2019) pihaknya menggelar lomba kicau perkutut lokal dan kontes kambing. Malamnya, acara tutup dengan atraksi lampion. "Pada festival ini, pihak desa juga menampilkan ragam makanan tradisional yang disajikan agar tetap lestari dan tidak tergerus makanan impor. Pada ajang ini juga, selain pihak desa memperkenalkan potensi lokal, kami berharap ajang tersebut akan tetap berlanjut kedepan dan masih tetap dalam kemasan bingkai kearifan lokal yang ada di daerah," kata dia.
Festival Wonomarto 2019 resmi di tutup secara umum, Kamis, 17 Oktober 2019, oleh Camat Kotabumi Utara Doni F Fahmi mewakili Plt Bupati Lampura Budi Utomo. Sekaligus pembagian hadiah-hadiah dalam berbagai lomba yang diadakan dalam menyemarakkan kegiatan selama pelaksanaan.
"Semoga untuk kedepan, festival ini sebagai langkah awal untuk lebih baik lagi, alhamdulilah festival ini saya tutup secara resmi," kata Doni.
Pihaknya mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan untuk pertama kalinya untuk tingkat kabupaten, meski hanya menggunakan swadaya desa. Dan kedepan akan terus ditingkat agar kedepan dapat lebih ditingkatkan, melalui partisipasi dinasi/intansi terkait. "Saya mewakili pemerintah daerah mengucapkan terimakasih telah melaksanakan kegiatan ini hingga akhir penutupan sukses. Sehingga kedepan dapat lebih memotivasi desa lain di Lampung Utara menggelar kegiatan serupa, dalam mengenalkan nama desa dan umumnya daerah. Termasuk kawan-kawan media turun langsung ikut mensukseskan kegiatan," pungkasnya.
EDITOR
Yudhi Hardiyanto/Fajar Nofitra
Komentar