#beritalampung#beritalampungterkini#teroris#terorisme#keamanan

Pendiri NII Sebut Nataru Kerap Dijadikan Momentum Lancarkan Aksi Terorisme

Pendiri NII Sebut Nataru Kerap Dijadikan Momentum Lancarkan Aksi Terorisme
Pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan. Dok


Bandar Lampung (Lampost.co) -- Aparat kepolisian untuk meningkatkan kewaspadaan dari aksi terorisme menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Kedua hari libur nasional itu kerap dijadikan momentum untuk melakukan aksi teror. 

Hal itu disampaikan Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan saat dihubungi Lampost.co, Selasa, 13 Desember 2022. "Aparat diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan karena biasanya jelang Natal dan Tahun Baru ini kelompok radikalisme melakukan aksi yang mengarah aksi terorisme. Sebab, sudah beberapa kali terjadi jelang perayaan Tahun Baru kerapa terjadi, seperti bom Katedral Makassar dan beberapa aksi lainnya," ujarnya.

Dia juga meminta aparat jangan lengah dengan momen-momen tersebut. Sebab, biasanya momentum itu dimanfaatkan seolah-olah terjadi konflik antar-beragama. "Padahal, sejatinya aksi terorisme tidak mewakili agama apa pun. Apalagi Lampung sebagai gerbang ke Pulau Sumatra masuk jadi harus diwaspadai," katanya. 

Baca juga: Seorang Warga Lamtim Ditembak Tetangga saat Tidur Bersama Anak Istri 

Ken mengungkapkan pelaku terorisme tidak menerima perbedaan dan menyalahkan teman yang berbeda mulai dari beda agama dan pandangan bahkan yang seagama pun dikafirkan mereka.  "Dari situ mereka bisa naik level radikalisme kemudian bisa bergabung dengan kelompok atau gerakan. Ketika sudah bergabung dan terindikasi satu langkah mereka akan bisa melakukan tindakan terorisme. Sebab, itu memang sudah satu paket," ujarnya. 

"Kita harus waspada karena ini bisa menimpa siapa saja bahkan dokter, profesor, dan aparat serta masyarakat yang sudah banyak yang terpapar," katanya. 

Dia menambahkan aksi terorisme ini musuh agama dan negara karena tidak ada satu agama yang membenarkan. Jadi terorisme itu justru virus dalam agama. 

"Karena mereka tidak pandang pendidikan dan profesi. Sebab, orang yang terpapar terorisme adalah orang bodoh mendadak karena dia sudah merasa paling benar," ujarnya.

EDITOR

Muharram Candra Lugina


loading...



Komentar


Berita Terkait