Optimalkan Mekanisme Cadangan Pangan Hadapi Musim Kemarau

Bandar Lampung (Lampost.co)-- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi Indonesia bakal mengalami fenomena El Nino pada Agustus mendatang. Dampaknya, fenomena ini akan memicu kekeringan dan kemarau panjang di beberapa wilayah.
Pengamat Ekonomi Universitas Lampung (Unila), Asrian Hendi Caya, mengungkapkan sektor pertanian merupakan sektor yang paling terdampak oleh musim kemarau. Pasalnya, kegiatan dalam sektor ini sangat mengandalkan ketersediaan air.
"Pada musim kemarau, sektor pertanian menjadi yang paling terdampak, terutama tanaman pangan dan hortikultura," ujarnya, Kamis, 18 Mei 2023.
Baca juga: BPBD Pesawaran Waspadai Kebakaran Lahan di Musim Kemarau
Air memiliki peran yang penting bagi kegiatan pertanian. Oleh karena itu, manajemen tata kelola pengairan untuk kegiatan pertanian harus dilaksanakan dengan baik.
"Manajemen air perlu disiapkan dengan baik agar meminimalkan dampak kekurangan air, karena air merupakan prasyarat utama untuk produksi sektor ini," jelasnya.
Baca juga: 27 Hektare Tanaman Padi di Lambar Dipastikan Gagal Panen
Dalam jangka panjang, antisipasi kekeringan bisa dilakukan dengan menjaga tutup lahan melalui penghijauan dan mempertahankan kawasan konservasi.
Sementara untuk menjaga ketersediaan stok pangan di tengah ancaman dampak El Nino, Asrian mengatakan pemerintah perlu memastikan keamanan stok pangan terjamin.
"Saat seperti ini produksi cenderung berkurang, karena itu mekanisme cadangan harus dapat dioptimalkan pemanfaatannya," kata dia.
Dalam kondisi keterbatasan stok pangan yang beredar, hal ini memungkinkan terjadinya lonjakan harga di pasar. Oleh karena itu, pemerintah diminta untuk melakukan pengambilan strategi yang tepat guna menjaga ketersediaan pangan dan kestabilan ekonomi.
"Jika dirasa tidak mencukupi, mekanisme impor harus diatur untuk menjamin ketercukupan stok. Konsumen juga diimbau agar mengendalikan permintaan dalam kondisi seperti ini," pungkasnya.
EDITOR
Nurjanah
Komentar