#LAMPUNG#EKONOMI#MINYAK

Monitor Minyakita Harus Diperketat

Monitor Minyakita Harus Diperketat
Ilustrasi. Dok. Medcom.id


Bandar Lampung (Lampost.co) -- Pengamat Ekonomi Universitas Lampung (Unila), Asrian Hendi Cahya menuturkan pengawasan terhadap stok minyak harus diperketat. Menurutnya, Minyakita adalah produk program pemerintah sehingga harusnya dapat dikendalikan. 

"Minyakita adalah barang terkendali seharusnya, karena program pemerintah. Begitupun dengan jalur distribusi atau tataniaga," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Jumat, 03 Januari 2023.

Lebih lanjut, Asrian menyarankan agen dan distributor dilibatkan dalam pengawasan. Sehingga penyaluran minyak sesuai dengan jumlah dan harga yang ditetapkan. 

"Bila jalur monitor terkontrol seharusnya pemerintah cepat mengetahui gangguan distribusi ataupun hambatan pasok," ujarnya. 

Ia menambahkan, mestinya sistem penyaluran pasokan harus diproyeksikan dan dikontrol secara cermat.

"Hadirnya Minyakita ini harusnya ada pola pikir dan sistem yang dibangun, yaitu berapa kebutuhan minyak harian/bulanan. Siapa saja distributor dan agen jelas, juga jumlah yang mereka salurkan. Jadi kalau ada peningkatan permintaan bagaimana mendeteksinya dan bagaimana mengantisipasinya itu sudah bisa segera diatasi," kata dia.

Sementara itu menurut pengawasan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Wilayah II, pasokan Minyakita di pasar sudah langka sejak Senin. "Per hari Senin kemarin memang kondisi barangnya sangat sedikit, bisa dibilang langka. Bahkan ada beberapa yang menjual di atas harga eceran tertinggi (HET)," ujar Kepala Kantor Wilayah II KPPU Wahyu Bekti Anggoro saat dihubungi melalui telepon, Jumat, 03  Februari 2023.

Menurutnya, kelangkaan ini karena pasokan produk dari luar pulau belum masuk ke Lampung. Sehingga kenaikan harga tak terhindarkan. "Berdasarkan informasi yang KPPU peroleh, Minyakita itu kan dari Jakarta. Kondisinya saat ini Lampung sedang menunggu tambahan pasokan dari Jakarta," kata dia.

Apabila kelangkaan ini murni karena masalah pasokan, Wahyu menyebut gejolak harga akan mereda ketika stok dari Jakarta sudah tiba ke Lampung.

"Kalau memang kondisi di Jakarta itu produksinya turun, maka tidak masalah (murni karena kelangkaan pasokan). Namun, jika karena ada kesengajaan untuk menahan pasokan,  itu menjadi masalah bagi KPPU," ungkap Wahyu.

EDITOR

Deni Zulniyadi


loading...



Komentar


Berita Terkait