Meninggalnya Bocah Maroko dalam Sumur Undang Simpati Dunia

Ifran (Lampost.co) -- Penghormatan terakhir diberikan bagi Rayan Oram, bocah Maroko berusia 5 tahun yang jenazahnya dikeluarkan dari sebuah sumur Sabtu, 5 Februari 2022. Kisah tragis ini menyentuh hati banyak orang di seluruh dunia.
Kesedihan mendalam menyelimuti Maroko setelah diumumkannya kabar duka mengenai Rayan, setelah operasi penyelamatan berskala besar berlangsung selama empat hari. Masyarakat menyuarakan belasungkawa dan ucapan terima kasih bagi tim penyelamat.
Baca juga: Kronologi Tewasnya Rayan, Bocah Maroko yang Terjebak di Sumur 32 Meter selama 4 Hari
Orang tua sang bocah, Khaled Oram dan Wassima Khersheesh, berterima kasih kepada seluruh pihak yang bekerja tanpa kenal lelah untuk mencoba menyelamatkan putranya.
"Ini adalah kehendak Tuhan," ujar Wassima kepada Oula TV, dilansir dari The Guardian, Senin, 7 Februari 2022.
"Saya berterima kasih kepada semua pihak atas seluruh upaya mereka untuk membantu," lanjutnya.
Perdana Menteri Maroko Aziz Akhannouch menyampaikan belasungkawa dari pemerintah, “Dengan kesedihan dan duka mendalam saya mengetahui kabar meninggalnya (Rayan) setelah penderitaan berhari-hari dan harapan untuk menemukannya dalam keadaan hidup.”
Presiden Perancis Emmanuel Macron turut menyuarakan belasungkawa. "Saya ingin mengatakan kepada keluarga dari Rayan kecil dan orang-orang Maroko bahwa kami turut merasakan rasa sakit yang Anda rasakan," ungkapnya.
Pemimpin Gereja Katolik dunia Paus Fransiskus tersentuh oleh solidaritas dan kebaikan yang tampak selama jalannya upaya penyelamatan.
"Kami terbiasa melihat dan membaca begitu banyak hal buruk, kabar buruk, kecelakaan, pembunuhan," ujar Paus.
Ia menambahkan kali ini merupakan suatu keindahan melihat orang-orang Maroko berpegangan satu sama lain kala mencoba menyelamatkan Rayan.
Pemain gelandang AC Milan Aljazair Ismael Bennacer mengunggah ucapan belasungkawa yang disertai ilustrasi seorang anak kecil naik menuju langit sambil menggenggam balon berbentuk hati dengan warna bendera Maroko.
"Keberanian Rayan akan tinggal dalam ingatan dan terus menginspirasi kita," tulisnya melalui Twitter. "Begitu juga pengabdian orang-orang Maroko dan anggota tim penyelamat. Turut berduka cita bagi keluarga dan orang-orang terkasihnya. Semoga Allah memberikan prajurit ini tingkat surga yang paling tinggi."
Penulis novel Laila Lalami Maroko-Amerika menuliskan, “Kami semua berpegang pada harapan Rayan kecil akan selamat. Ini semua sangat tragis.”
Raja Maroko Mohammed VI menyampaikan belasungkawanya secara langsung kepada orang tua Rayan.
Rayan jatuh ke dalam sumur sejauh 32 meter (100 kaki) di kampung halamannya, Ifran, Selasa, 2 Februari 2022 sore. Karena lebar lubang sumur hanya 45cm (18 inci) dan jika dilebarkan akan berisiko tinggi, tim penyelamat menggunakan alat penggali besar sebagai upaya untuk mencapai sang bocah dari arah samping.
Rincian informasi seputar misi yang kompleks dan berbahaya ini mencapai berita-berita utama di seluruh dunia, dan mengundang banjirnya simpati online. Versi Arab dari tagar #SaveRayan menjadi viral.
Mendekati akhir, dengan tim penyelamat diperkirakan hanya berjarak 3 meter dari Rayan, pihak berwenang memutuskan untuk melakukan penggalian dengan tangan untuk menghindari longsor di tanah yang penuh batu dan pasir. Pipa beton digunakan untuk membentuk terowongan horizontal yang lebih aman.
Sebuah kamera yang diturunkan ke dalam sumur menunjukkan Rayan terbaring miring. Tim penyelamat mengirimkan makanan, air, dan oksigen ke lubang sumur itu.
Pada Sabtu pagi, kepala tim penyelamatan Abdelhadi Temrani mengatakan sama sekali tidak memungkinkan untuk memastikan bagaimana kondisi anak itu saat ini. Harapan itu pupus Sabtu malam ketika jenazah Rayan ditemukan dan dibawa dengan terbungkus selimut kuning.
Kronologi kecelakaan kurang dapat dipastikan, namun Rayan diketahui sedang bermain di dekat sumur ketika ia terjatuh. Keluarga menyadari hilangnya sang buah hati ketika terdengar suara tangisan kecil. Mereka mulanya menggunakan telepon genggam dengan lampu dan kamera untuk mencoba menemukan Rayan.
Ia menjerit, “Angkat saya,” ujar seorang kerabat. Tapi sumur itu semakin dalam semakin sempit, sehingga tidak memungkinkan tim penyelamat untuk turun.
Desa dengan 500 penduduk itu memiliki banyak sumur yang dalam. Banyak dari sumur tersebut digunakan untuk irigasi tanaman ganja yang merupakan mata pencaharian utama bagi masyarakat daerah miskin, terpencil, dan gersang di pegunungan Rif Maroko. Sebagian besar sumur memiliki tutup sebagai pelindung.
EDITOR
Effran Kurniawan
Komentar