#kekerasananak

Mengkhawatirkan, Anak-Anak Kian Anggap Wajar Kekerasan

Mengkhawatirkan, Anak-Anak Kian Anggap Wajar Kekerasan
Pemerhati Anak dan pendidikan, Retno Listyarti. Foto: Medcom.id


Jakarta (Lampost.co) -- Kasus kekerasan berupa perundungan atau bullying fisik maupun verbal di lingkungan satuan pendidikan kian menjadi-jadi bahkan dianggap wajar. Di awal tahun saja, Pemerhati Anak dan Pendidikan, Retno Listyarti, mencatat terjadi setidaknya enam kasus perundungan yang mencuri perhatian masyarakat di lingkungan pendidikan.

Fenomena berbagai kekerasan berupa perundungan verbal dan fisik yang melibatkan pelaku usia anak menunjukkan kekerasan sebagai keseharian yang dilihat dan bahkan dialami anak-anak. Mulai dari pengasuhan di lingkungan keluarga maupun di lingkungan tempat anak bermain dan bersekolah, serta dari media sosial. 

Bahkan karena seringnya melihat dan mengalami, lama-lama anak-anak menganggap kekerasan adalah hal yang wajar.  

Selain itu, kasus penganiayaan dengan korban David (17 tahun) yang dilakukan tiga pelaku yang salah satunya juga masih usia anak cukup menunjukkan, penyelesaian masalah dengan kekerasan sebagai pilihan yang dianggap biasa. Anak tidak khawatir adanya risiko hukum jika melakukan. 

“Anak adalah peniru ulung, apa yang dia lihat, rasakan dan alami dari lingkungan dia tumbuh dan dibesarkan, dapat dipastikan akan ditiru dalam perilaku dan bagaimana anak menyelesaikan masalah dengan sesama anak, pendekatan kekerasan menjadi pilihan anak," ujar Retno di Jakarta, Minggu, 5 Maret 2023.

Retno menegaskan, anak bukan manusia dewasa yang bentuknya mini, tapi anak adalah manusia yang belum dewasa. Sehingga anak tidak mengerti resiko dan kurang berpikir panjang.

Untuk itu, anak bisa melakukan kesalahan dalam tumbuh kembangnya menjadi dewasa. “Kesalahan anak tidak berdiri sendiri karena ada faktor pengasuhan keluarga dan lingkungan dia dibesarkan. Pengasuhan keluarga dan di sekolah yang seharusnya mengajarkan anak-anak mengetahui hal baik dan buruk. Role model dari orang dewasa sekitar anak akan menentukan anak menjadi baik atau tidak,” ujar Retno. 

EDITOR

Effran Kurniawan


loading...



Komentar


Berita Terkait