Menaker Sebut BLK Lampung Didominasi Pesantren

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Menteri Ketenaga Kerjaan (Menaker), Ida Fauzi mengatakan Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di Provinsi Lampung berbasis pesantren, dimana santrinya diharapkan dapat juga berpartisipasi dalam menciptakan suatu karya.
"Di Lampung ada 86 BLK komunitas dan didominasi pesantren yang paling banyak. Presiden berkomitmen melakukan pembangunan dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) sejalan dengan akan ada bonus demografi," kata Menaker RI, Ida Fauziah, Selasa, 21 Desember 2021.
Baca juga: Pusat Ambil Alih BLK Lampung
Di saat yang sama itu pula, katanya, Indonesia punya tantangan yaitu masuk revolusi industri 4.0 dimana akan banyak pekerjaan yang hilang, dan akan ada banyak jenis pekerjaan yang tumbuh.
"Kita punya usia produktif yang meningkat dan apakah kita bisa menjawab tantangan itu. Sehingga upaya meningkatkan kompetensi yaitu dengan melakukan tranformasi di BLK. Kita juga perlu memasifkan BLK komunitas," ujarnya.
Khususnya pada pesantren, dimana banyak santri yang mampu diasah kemampuannya dan dapat berdaya saing hingga menciptakan suatu hal yang dapat menjual.
"Santri bisa diasah keterampilannya dan melahirkan suatu produk atau karya, guna BLK Komunitas bisa memberikan wadah bagi para santri mengekspresikan diri," katanya.
Menurutnya pembangunan pelayanan vokasi yang dekat dengan komunitas tidak akan cukup dengan BLK pusat, sehingga di daerah harus hadir juga.
"Kita berencana tiap tahunnya membangun BLK komunitas, sebelumnya telah terbangun 787 BLK komunitas dan 2.127, kita akan dorong kemandirian BLK komunitas mau tidak mau kemitraan ini harus dilakukan," jelas dia.
Menurutnya, BLK komunitas dapat meningkatkan tenaga kerja yang kompeten. Menurutnya untuk melahirkan seorang entrepreneur harus terus dipikirkan oleh pengelola BLK komunitas.
"86 BLK di Lampung harus ditingkatkan kemampuannya agar mandiri, saya berharap Pemprov membimbing agar jadi BLK mandiri dan memfasilitasi BLK bertemu dengan mitra, pertama melahirkan tenaga kerja yang siap kerja," jelasnya.
Ia mengatakan, BLK komunitas harus jalani kemitraan terutama di pesantren, jangan berhenti mengembangkan BLK komunitas menyesuaikan pasar kerja atau melahirkan entrepreneur.
"Kita harapkan 2 tahun ini kami dampingi dan 2 tahun kemudian bisa mandiri bahkan bisa membina kelompok masyarakat yang berusaha meningkatkan kompetensi, kita berharap juga semua mampu menjadi center off excelen pasar kerja di komunitasnya," tutup dia.
EDITOR
Winarko
Komentar