#beritalampung#beritabandarlampung#kesehatan#stunting

Memperhatikan Tumbuh Kembang di 1.000 Hari Pertama pada Anak Penting untuk Cegah Stunting

Memperhatikan Tumbuh Kembang di 1.000 Hari Pertama pada Anak Penting untuk Cegah Stunting
Ilustrasi tumbuh kembang anak. Foto: Google Images


Bandar Lampung (Lampost.co): Anggota Dewan Pakar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Lampung, Boy Zaghlul Zaini mengatakan bahwa tumbuh kembang anak sangat ditentukan dari 1.000 hari pertama. Terhitung dari mulai pembuahan sampai usia anak mencapai usia dua tahun. Menurutnya itu merupakan waktu yang sangat penting bagi perkembangan anak, termasuk menyelamatkan anak dari stunting. 

"1.000 hari pertama itu adalah paling penting untuk pertumbuhan anak apakah dia mau jadi sehat, stunting, pintar, atau tidak. Itu sangat ditentukan dari sini, karena gizi pada ibu sangat menentukan kesehatan anak di kemudian hari," kata Boy, Selasa, 31 Januari 2023

Boy menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang bisa menjadi penyebab terjadinya kasus stunting pada anak. Kedua hal tersebut menurut Boy diantaranya karena ketidaktahuan (orang tua) dan juga kemiskinan.

Menurut Boy, saat ini masih banyak orang tua yang belum memiliki banyak pengetahuan tentang menjaga kesehatan dan memberikan gizi yang seimbang pada anak. Akibatnya tumbuh kembang anak menjadi terhambat.

Baca juga:  Polisi Ancam Tindak Tegas Angkot Bawa Penumpang di Atap

"Kalau kita bicara soal penyebabnya yang pertama adalah ketidaktahuan dari orang tua untuk memberikan gizi yang seimbang untuk bayi dan yang kedua adalah kemiskinan. Akibatnya tumbuh kembang anak menjadi terhambat jadi tingginya tidak sama dengan anak-anak normal meskipun usianya sama," terangnya.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menekan angka stunting menurut Boy adalah dengan cara melibatkan banyak pihak untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kesehatan pada anak. karena dengan begitu menurut Boy, sosialisasi yang dilakukan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat.

"Ini bukan hanya tugas dari Dinas Kesehatan, bidan, ataupun dokter. Tapi juga semua harus terlibat seperti ibu-ibu PKK, kader posyandu, ibu lurah untuk melihat masyarakat yang masih belum melek kesehatan dan ekonominya kurang mampu ini bisa dibantu," katanya.

EDITOR

Adi Sunaryo


loading...



Komentar


Berita Terkait