#beritainternasional

Mayoritas Keluarga di AS Korban Kekerasan Senjata Api

Mayoritas Keluarga di AS Korban Kekerasan Senjata Api
Penembakan. Ilustrasi/medcom.id


Washington (Lampost.co) -- Mayoritas keluarga di Amerika Serikat (AS) terkena dampak insiden terkait senjata api. Survei Kaiser Family Foundation menyebutkan satu dari lima warga pernah diancam dengan senpi.

Survei tersebut mencatat terdapat 54 persen orang dewasa AS atau anggota keluarga pernah mengalami insiden tersebut.

Survei itu menunjukkan 21 persen warga AS secara pribadi pernah diancam dengan senjata api. 

BACA JUGA: Pelaku penembakan di Mesuji Berhasil Diamankan Jajaran Kepolisian

"Kemudian 19 persen lainnya anggota keluarga dibunuh menggunakan senjata, termasuk kematian akibat bunuh diri," ungkap rilis tersebut dikutip dari Medcom, Kamis, 13 April 2023.

Selain itu, 17 persen responden mengaku pernah menyaksikan seseorang ditembak, empat persen menggunakan senjata api untuk membela diri, dan 4 persen terluka dalam penembakan.

BACA JUGA: Korban Penembakan Peluru Nyasar Tulang Punggung Keluarga

Mengutip dari laman TRT World, survei tersebut juga mengungkapkan jumlah orang yang menggunakan senjata api untuk membela diri meningkat menjadi 18 persen. Jumlah itu terdiri dari orang dewasa yang melibatkan penggunaan senpi, termasuk personel militer atau aparat penegak hukum.

Didasari Banyak Faktor

Prediktor demografis terbesar dalam penembakan senjata api di AS didasari banyak faktor, seperti tidak terbatas pada pendapatan, usia, pendidikan, lokasi, ras dan etnis. Untuk itu, survei tersebut menambahkan orang kulit berwarna lebih berpotensi mengalami insiden terkait senjata api.

Adapun 31 persen orang dewasa kulit hitam pernah menyaksikan seseorang ditembak dan angka untuk orang dewasa Hispanik 22 persen. Kemudian 84 persen orang dewasa pernah minimal satu tindakan pencegahan terhadap kemungkinan kekerasan senjata api yang memengaruhi keluarga mereka. Selain itu juga empat dari 10 orang dewasa di AS tinggal serumah dengan senjata api. 

Survei itu dilakukan usai insiden penembakan sekolah mematikan yang menewaskan tiga siswa dan tiga orang dewasa di Nashville, Tennessee.

Lebih dari 11.500 orang di AS tewas akibat kekerasan senjata api hingga 11 April, kata kelompok riset nirlaba Gun Violence Archive. Sepanjang 2023 ini pun telah terdapat 147 penembakan massal di AS dengan menewaskan 72 anak-anak.

EDITOR

Effran Kurniawan


loading...



Komentar


Berita Terkait