#ojk

Literasi Keuangan Lampung Tiga Besar Se-Sumatra

Literasi Keuangan Lampung Tiga Besar Se-Sumatra
Kepala OJK Lampung, Bambang Hermanto, saat pemaparan kinerja industri jasa keuangan Lampung triwulan III 2022, Senin, 28 November 2022. Lampost.co/Effran


Bandar Lampung (Lampost.co) -- Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat melalui edukasi serta penyediaan layanan dan produk yang makin terjangkau masyarakat.

Kepala OJK Lampung, Bambang Hermanto, menjelaskan upaya yang dilakukan OJK, pemerintah daerah, industri jasa keuangan, dan stakeholder terkait, memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat dalam memilih dan menggunakan produk dan layanan jasa keuangan baik dalam bentuk simpanan/investasi maupun pembiayaan/kredit.

"Dengan demikian, dapat mendorong pertumbuhan sektor jasa keuangan di Lampung," kata Bambang, saat pemaparan kinerja industri jasa keuangan Lampung triwulan III 2022, Senin, 28 November 2022.

Hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan 2022 yang dilaksanakan pada triwulan III-2022 di Lampung mencatat kenaikan indeks literasi dan inklusi keuangan, yakni indeks literasi keuangan meningkat 33,35% dari 30,97% pada 2019 menjadi 41,3% pada 2022. Indeks inklusi keuangan juga meningkat 20,78%, yaitu dari 61,94% pada 2019 menjadi 74,81% pada 2022.

"Hal tersebut menunjukkan Lampung memiliki peningkatan indeks literasi keuangan ketiga terbesar se-Sumatra setelah Bangka Belitung dan Sumatera Utara dan indeks inklusi keuangan terbesar ketiga se-Sumatra setelah Jambi dan Bangka Belitung," ujar dia.

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) dilaksanakan mulai Juli-September di 34 provinsi yang mencakup 76 kota/kabupaten dengan jumlah responden sebanyak 14.634 orang yang berusia antara 15 dan79 tahun.

"Sebagaimana pada 2016 dan 2019, SNLIK 2022 juga menggunakan metode, parameter, dan indikator yang sama, yaitu indeks literasi keuangan yang terdiri dari parameter pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap dan perilaku, sementara indeks inklusi keuangan menggunakan parameter penggunaan (usage),” ujar dia.

EDITOR

Effran Kurniawan


loading...



Komentar


Berita Terkait