Kepercayaan Publik pada Polri Tergerus Kasus Sambo

Jakarta (Lampost.co) -- Kasus pembunuhan berencana yang dilakukan eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo berdampak negatif kepada institusi kepolisian. Tingkat kepercayaan publik kepada Polri menurun.
Hal itu terpotret dari hasil jajak pendapat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Survei dilakukan kepada 1.200 responden di 34 provinsi pada 11-20 September 2022.
Survei itu dilakukan dengan riset kualitatif. Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (face to face interview) dengan margin of error (Moe) survei ini sebesar +/- 2,9 persen.
Baca juga: Mengenal Wahyu Iman Santoso, Hakim Pemimpin Sidang Kasus Ferdy Sambo
"Kasus Ferdy Sambo membuat kepercayaan pada polisi menurun 13 persen, dari 72,1 persen (sebelum kasus), ke 59,1 persen," ujar peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, Jakarta, Selasa, 18 Oktober 2022.
Ardian mengatakan tingkat kepercayaan masyarakat kepada TNI justru kini jauh di atas Polisi. Tingkat kepercayaan publik terhadap TNI berada di angka 90,9 persen.
"Perbedaan kepercayaan pada TNI dan Polri berjarak 31,8 persen," ucap dia.
Bahkan, kata dia, tingkat kepercayaan publik terhadap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo lebih tinggi daripada institusi kepolisian.
"Masyarakat yang percaya terhadap polisi berada di angka 59,1 persen. Tingkat kepercayaan terhadap kinerja Kapolri berada pada angka 65 persen," ujar dia.
Ardian menjelaskan tingkat kepercayaan publik kepada Kapolri lebih tinggi, karena ada kesungguhan dalam membersihkan kembali kinerja kepolisian.
Mayoritas publik masih menaruh harapan kepada Polri. Sebanyak 85 persen masyarakat berharap polisi dapat meningkatkan kembali kepercayaan publik.
"Sebagai lembaga negara tentu kepercayaan publik penting untuk polisi. Semakin kuat kepercayaan publik, semakin mudah polisi sukses menjalankan perannya," ujar dia.
Dia menjelaskan sebagaimana moto polisi Rastra Sewakotama, yang artinya Abdi Utama bagi Nusa dan Bangsa. Mayoritas publik berharap polisi kembali kepada Khitahnya sebagai pelindung yang adil dan bersih bagi masyarakat banyak.
"Tak ada negara yang kuat dan bersih tanpa kehadiran lembaga polisi yang kuat dan bersih pula," ujar dia.
Berikut tingkat kepercayaan publik kepada Polri berdasarkan segmen masyarakat:
Masyarakat di kota 51,3 persen kurang/tidak percaya terhadap polisi
Masyarakat di pedesaan 32,1 persen kurang/tidak percaya terhadap polisi
Masyarakat yang memeluk agama Islam, 38,6 persen kurang/tidak percaya terhadap polisi
Masyarakat yang beragama non-Islam 29,3 persen kurang/tidak percaya terhadap polisi.
EDITOR
Effran Kurniawan
Komentar