#kesehatan#lampung#hipertensi

Kenali Penyebab Hipertensi pada Anak

Kenali Penyebab Hipertensi pada Anak
Tekanan darah tinggi pada anak-anak bisa mengalami sakit kepala. (Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash)


Jakarta (Lampost.co)--Berdasarkan data American Academy of Pediatrics (AAP), ada sekitar 3,5 persen dari semua anak di Amerika Serikat memiliki tekanan darah tinggi. Namun, prevalensinya cenderung lebih tinggi, karena banyak kasus tidak terdeteksi.

Pada tahun 2017 AAP mengeluarkan pedoman bagi dokter anak, tentang cara mendiagnosis hipertensi pediatrik. Pada dasarnya, tidak ada definisi tekanan darah normal untuk anak-anak berdasarkan pembacaan sederhana tekanan darah sistolik di atas diastolik.

Cara mendiagnosis hipertensi anak berdasarkan rekomendasi The American Heart Association (AHA), yakni melakukan pengukuran tekanan darah tahunan mulai dari usia tiga tahun.

Baca juga : Atasi Nyeri Sendi Pakai 5 Minyak Terbaik Ini

Dokter anak akan meminta anak memakai perangkat portabel atau monitor tekanan darah rawat jalan selama 24 jam, jika hasil pemeriksaan menujukan adanya hipertensi. 

Selain itu, dokter juga akan meminta pemeriksaan tambahan seperti tes urine, tes darah, dan USG ginjal, yang mungkin diperlukan untuk membantu menentukan penyebab tekanan darah tinggi pada pasien anak.

Baca juga : Atasi Migrain Tanpa Obat Bagi Ibu Hamil

Gejala hipertensi pada anak. 

Seperti dikutip dari Everyday Health, tekanan darah tinggi pada anak-anak biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun jika parah, anak-anak biasanya dapat mengalami gejala seperti sakit kepala, penglihatan ganda, nyeri dada, hingga masalah pernapasan.

Baca juga : Olahraga yang Cocok untuk Penderita Diabetes

Hipertensi pada anak dapat timbul dari beberapa faktor risiko. Misal, anak mengalami hipertensi sekunder, yang diakibatkan oleh kondisi kesehatan yang mendasarinya, seperti penyakit ginjal, kelainan jantung, atau gangguan tidur.

Atau hipertensi esensial yang dapat terjadi dengan sendirinya tanpa kondisi kesehatan yang mendasarinya. Gejal ini sering terjadi pada anak yang telah berusia lebih dari enam tahun.

Faktor risiko yang menyebabkan hipertensi esensial termasuk predisposisi genetik atau riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes tipe  dua, dan kolesterol tinggi.

Awas komplikasi. 

Anak-anak dan remaja dengan tekanan darah tinggi cenderung terus berjuang sampai dewasa kecuali mereka memulai pengobatan. Komplikasi kardiovaskular yang terkait dengan hipertensi pediatrik meliputi penebalan (hipertrofi) jantung, yang dapat berkembang menjadi gagal jantung. 

Jika tekanan darah tinggi berlanjut hingga dewasa, anak bisa berisiko lebih tinggi terkena stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan penyakit ginjal.
 
Untuk mencegah hal tersebut, orang tua atau wali anak dapat melakukan perawatan kesehatan, misalnya jika tekanan darah tinggi disebabkan karena obesitas, maka harus dilakukan diet. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan : 

1. Merubah gaya hidup anak. 
Jika obesitas adalah penyebabnya, dokter anak akan membantu membuat rencana untuk menurunkan berat badan si kecil, salah satunya membatasi konsumsi garam. 

Para orang tua harus lebih berhati-hati, sebab banyak makanan kaleng dan olahan yang mengandung garam dalam jumlah berlebih, jadi baca labelnya dengan cermat sebelum membeli.

2. Latihan aerobik. 
AAP merekomendasikan 60 menit aktivitas fisik sehari. Jika perubahan gaya hidup tidak cukup, dokter anak mungkin merekomendasikan obat penurun tekanan darah. 

3. Minum obat penurun tekanan darah 
Ini dilakukan ketika dua cara sebelumnya yakni ubah gaya hidup dan latihan tidak berhasil menurunkan tekanan darah tinggi pada anak. Namun pastikan obat yang diminum adalah sesuai resep dokter anak.

EDITOR

Putri Purnama


loading...



Komentar


Berita Terkait