Kelas Pintar Bersama Ajarkan Pengusaha di Bandar Lampung Hadapi Resesi

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Indonesia diyakini dapat menghadapi ancaman resesi global dan ketidakpastian perekonomian dunia. Terlebih dengan dukungan Pemerintah yang terus berupaya menggerakkan perekonomian dalam negeri.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan IV 2022 yang mencapai 5,01% (yoy). Sementara secara kesuluruhan pertumbuhan Indonesia pada 2022 tercatat 5,31% (yoy), meningkat dari tahun sebelumnya 3,70% (yoy).
Untuk 2023, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap kuat pada kisaran 4,5-5,3% dengan didorong peningkatan permintaan domestik konsumsi rumah tangga dan investasi.
“Mengacu data itu tercermin masih kuatnya optimisme masyarakat Indonesia dalam menghadapi ancaman resesi,” ujar Brand Communications Kredit Pintar, Puji Sukaryadi, saat membuka Kelas Pintar Bersama di Umah Bone, Bandar Lampung, Sabtu, 24 Februari 2023.
Tingginya optimisme masyarakat Indonesia juga terlihat dari antusiasme peserta Kelas Pintar Bersama yang mengusung tema “Tantangan Menghadapi Resesi, Pengelolaan Modal Produktif Menjadi Solusi”.
Kegiatan itu diisi fashion designer asal Lampung, Dendy Mashuri, sebagai narasumber.
Dendy menceritakan semangat mengembangkan budaya lokal Lampung yang dituangkan dalam ciri khas desain busananya. Hal itu terinspirasi dari motif kain Tapis Lampung, kain tradisional khas masyarakat Lampung. Hal itu menjadi awal keinginannya berkarya dan berkreasi dengan mengangkat motif daerah ke dalam produk fesyen.
Seiring bertambahnya permintaan pasar, Dendy pun menghadapi persoalan permodalan. Keterbatasan modal membuatnya tidak bisa memaksimalkan produksi untuk stok barang. Produk hanya dibuat berdasarkan pesanan.
Kendala tersebut yang menjadi perhatian platform Kredit Pintar. Pinjaman digital itu terbuka mendukung produktivitas pengusaha dengan menyalurkan modal. Sejauh ini, Kredit Pintar menyalurkan pinjaman lebih dari Rp31,9 triliun dengan separuh nasabahnya untuk keperluan modal usaha kecil dan pendidikan. Total fintech tersebut kini memiliki 11,8 juta nasabah sejak berdiri pada 2017.
Direktur Kredit Pintar, Wisely Wijaya, mengatakan Kelas Pintar Bersama ingin merangkul seluas-luasnya dan mengedukasi komunitas guna meningkatkan literasi keuangan serta pemberdayaan wirausaha. Kegiatan itu juga mengajak narasumber berpartisipasi, berbagi kiat, menumbuhkan semangat berwirausaha serta edukasi pengelolaan keuangan dan produktivitas usaha.
“Kami berharap Kelas Pintar Bersama dapat menjangkau lebih banyak wilayah Indonesia yang memiliki potensi kewirausahaan lokal untuk mendorong literasi dan inklusivitas serta berupaya mendukung Pemerintah dalam menumbuhkan optimisme menghadapi tantangan resesi," kata dia.
EDITOR
Effran Kurniawan
Komentar