Kekerasan Perempuan di Ruang Politik Didorong Dihapus

Jakarta (Lampost.co) -- Kekerasan terhadap perempuan di ruang politik harus diupayakan untuk dihentikan. Upaya itu patut dilakukan secara konsisten demi mewujudkan kesetaraan di ruang publik.
"Dukungan penuh harus diberikan terhadap berbagai upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan, termasuk di bidang politik," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 1 Desember 2022.
Menurut dia, representasi perempuan dalam bidang politik masih jauh dari harapan. Di Indonesia perempuan yang terjun dalam dunia politik masih terbelenggu dengan latar belakang, budaya patriarki, dan perbedaan gender yang kerap berujung tindak kekerasan dan diskriminasi.
Persoalan itu memang ada upaya untuk memperbaikan. Namun, perjuangan menolak segala bentuk kekerasan terhadap perempuan di ruang politik harus konsisten dilakukan demi mewujudkan ruang politik yang aman dan ramah serta tidak diskriminatif.
Rerie, sapaan akrab Lestari, juga mendukung komitmen para legislator perempuan untuk melawan kekerasan terhadap perempuan dalam penyelenggaraan pemilu, mendorong partisipasi perempuan dan akses yang setara di dalam posisi kepemimpinan politik dan pengambilan keputusan.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu juga mengecam setiap tindakan atau ancaman kekerasan berbasis gender yang menghalangi perempuan untuk menggunakan hak yang setara dalam politik, serta melawan segala bentuk tindakan kekerasan terhadap perempuan di ranah daring atau luring terutama pada saat pemilu dan pilkada.
Rerie juga mengajak perempuan, seluruh masyarakat, dan lembaga politik untuk membangkitkan kepedulian bersama dalam menghapus berbagai bentuk kekerasan terhadap perempuan di berbagai bidang.
Anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu menilai peningkatan dan penguatan pemahaman masyarakat terhadap kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan serta berbagai bentuk kekerasan terhadap perempuan sebagai langkah krusial yang harus dilakukan. “Itu upaya penuntasan persoalan kekerasan terhadap perempuan di tanah air,” kata dia.
EDITOR
Effran Kurniawan
Komentar