Kampus Merdeka, Media Massa Jadi Laboratorium Mahasiswa

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Media massa dapat menjadi laboratorium bagi para mahasiswa untuk lebih mematangkan ilmu yang mereka dapatkan selama mengikuti perkuliahan. Peluang ini direspons Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Universitas Lampung dengan memasukkan program Magang Jurnalistik dalam perumusan kurikulum baru mereka.
Ketua Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Unila Nurlaksana Eko Rusminto, didampingi Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila Munaris, mengatakan kurikulum mesti disempurnakan sesuai dengan perkembangan zaman. Menindaklanjuti kurikulum Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, kata Eko, pihaknya menggandeng beberapa pemangku kepentingan, termasuk media massa, untuk memformulasikan kurikulum yang akan mereka terapkan.
“Kami membutuhkan masukan, tanggapan, dan kritik dari para stakeholder untuk pengembangan kurikulum ini,” kata Eko, mewakili Dekan FKIP Unila Patuan Raja, saat membuka acara Lokakarya Kurikulum Prodi S-1 PBSI di Aula A Dekanat FKIP Unila, Rabu, 22 Juli 2020.
Dalam Magang Jurnalistik yang dirancang Prodi PBSI itu, terdapat enam mata kuliah yang bisa diambil mahasiswa, yakni dasar-dasar jurnalistik, kepenyiaran, manajemen media massa, penyuntingan, produk jurnalistik, dan praktik jurnalistik.
Terkait hal ini, Abdul Karim, perwakilan dari media, menyambut baik inovasi dari Prodi PBSI FKIP Unila tersebut. Menurut dia, media massa sangat membuka diri untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan pihak mana pun, termasuk perguruan tinggi.
“Media bisa menjadi tempat bagi para mahasiswa untuk mengembangkan ilmu yang didapat dari perkuliahan,” ujarnya.
Selain pemangku kepentingan dari media, dalam acara yang bertema Internaliasi Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka dalam Kurikulum 2020 itu, Prodi PBSI FKIP Unila turut berkolaborasi dengan tenaga pendidik dari sekolah maupun perguruan tinggi.
Sementara itu, Kaprodi PBSI FKIP Unila Munaris berharap masukan dari para pemangku kepentingan ini dapat menyempurnakan rumusan kurikulum 2020 ini. “Setelah workshop ini, kami berharap terus berkomunikasi dengan stakeholder untuk segera mematangkan kurikulum yang sudah dirancang,” katanya.
EDITOR
Muharram Candra Lugina
Komentar