#jalan#longsor#jalinbar

Jalur Liwa-Krui Langganan Longsor, BPBD Imbau Warga Waspada

Jalur Liwa-Krui Langganan Longsor, BPBD Imbau Warga Waspada
Foto. Dok. BPBD Lampung Barat


Liwa (Lampost.co) -- Tumpukan material tanah di sejumlah titik sepanjang jalan lintas Liwa-Krui telah menjadi pemandangan yang sudah tidak asing bagi warga yang sering melintasi jalur tersebut.

Hal itu dikarenakan jalur yang melintasi kawasan hutan itu memiliki alam dengan kondisi yang penuh liku dan rentan bencana longsor. Setiap tahun ketika datang musim hujan, jalur tersebut sangat ditakuti oleh pelintas karena merupakan langganan longsor.

Untuk mengantisipasi kondisi itu, satgas penanggulangan bencana BPBD Lampung Barat pun disiagakan untuk melakukan antisipasi agar arus lalu lintas di jalur penghubung antar kabupaten itu tetap lancar.

Bahkan dalam seminggu ini, jalur tersebut setidaknya telah mengalami longsor di empat titik. Petugas pun tampak tidak mengenal lelah, baik siang maupun malam, hujan maupun terik, semuanya bahu membahu mengatasinya. Ada petugas dari kepolisian, kodim, dan Satgas BPBD. Masing-masing ambil bagian untuk turut menyingkirkan material bongkahan tanah/batu dan pohon tumbang yang menutupi badan jalan.

"Demi menunaikan tugas negara, kami selaku tim satgas penanggulangan bencana tidak hentinya bekerja keras, baik siang maupun malam, sampai jalan ini bisa berfungsi normal kembali. Semoga kerja keras ini menjadi ladang amal ibadah," kata Kabid Kedaruratan BPBD Lambar, Mekal Novisa, Senin, 7 Februari 2022.

Ia mengakui, Lambar merupakan daerah rawan bencana mulai dari daerah perbatasan dengan Lampung Utara, OKU maupun Pesisir Barat. Khusus jalur lintas Liwa-Krui selain sangat rawan longsor juga memiliki medan berat yaitu selain kondisinya bertebing dan jurang juga berliku-liku.

Evakuasi material pun terkadang sulit dilaksanakan dengan maksimal karena dikhawatirkan terjadi longsor susulan bila hujan tidak berhenti.

"Selain itu, evakuasi longsoran juga tidak bisa dilaksanakan secepatnya jika volume material longsoran sangat tinggi. Hal itu disebabkan alat berat yang dibutuhkan juga terbatas," ujarnya.

Sementara itu, salah seorang pedagang Pasar Krui asal Liwa yang hampir setiap hari melintasi jalan tersebut, mengaku setiap musim hujan datang ia memiliki rasa kekhawatiran bila melintasi jalur tersebut. Sebab terdapat beberapa titik yang membuat dirinya takut kejadian longsor pada saat melintas.

Menurutnya, ketika musim hujan datang dan demi untuk mencari rezeki dirinya bermodal nekat sambil berdoa dalam hati meminta kepada yang kuasa agar tidak ada kejadian yang menimpah dirinya di sepanjang jalan yang dilintasi itu.

Ia mengaku, bila terdapat bencana longsor yang terjadi maka ia memilih untuk menunggu di tempat yang lebih aman. Untuk kendaraan besar, kata dia, umumnya menunggu di tempat-tempat yang lebih luas kecuali untuk kendaraan yang memang sudah terlanjur mendekati lokasi antrian di jalur tersebut.

EDITOR

Winarko


loading...



Komentar


Berita Terkait