#pemberdayaan#perajintapis

Ibu Rumah Tangga di Desa Kalirejo Dorong Inovasi Produk Tapis untuk Ekonomi Berkilau

Ibu Rumah Tangga di Desa Kalirejo Dorong Inovasi Produk Tapis untuk Ekonomi Berkilau
Penyerahan mesin obras oleh tim dosen pengabdian masyarakat Universitas Satu Nusa Lampung pada tanggal 24 Agustus 2023 ke pengrajin tapis Negeri Katon Pesawaran. (Foto:Dok.Satu Nusa)


Pesawaran (Lampost.co)--Desa Kalirejo di Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, dikenal sebagai salah satu pusat produksi kain tapis berkualitas tinggi. Namun, meskipun banyak ibu rumah tangga di desa ini memproduksi tapis dengan skala home industry untuk meningkatkan pemasukan ekonomi keluarga, mereka menghadapi tantangan dalam hal inovasi produk.

Produk tapis yang dihasilkan selama ini terbatas pada selendang dan kain sarung saja, dan ini telah berdampak pada penjualan. Tapis digunakan terutama dalam acara formal seperti acara adat atau pernikahan. Selain itu, produk turunan tapis seperti jilbab, peci, dompet, dan sepatu masih belum menjangkau kalangan remaja karena desain dan bentuknya dianggap belum sesuai dengan perkembangan masyarakat saat ini.

Salah satu industri rumahan yang terkena dampak ini adalah UMKM Fina Tapis Lampung. Meskipun telah berdiri sejak tahun 2018 dan memiliki 20 karyawan, UMKM ini belum mencapai target penjualan yang diharapkan. Produk turunannya, seperti baju, tempat tisu, sandal, dan sarung toples, hanya diperuntukkan bagi kalangan dewasa, sehingga belum menjangkau pasar anak muda atau kalangan remaja.

Baca Juga: Perajin Negerikaton di Pesawaran Semangat Pasarkan Kain Tapis

Untuk mengatasi tantangan ini, perlu ada inovasi produk tapis agar lebih menarik perhatian konsumen dan berbeda dari produsen lainnya. Inovasi produk adalah proses menciptakan produk baru yang memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, yang diharapkan dapat meningkatkan minat beli terhadap produk tersebut.

Terkait hal ini, tim dosen dan mahasiswa dari Universitas Satu Nusa Lampung mengadakan pengabdian masyarakat ke pengrajin tapis di desa Kalirejo. Tim yang diketuai Yudiana Sari dengan anggota dosen Sulastri dan Homsatun Nafiah, serta tiga mahasiswa, melakukan penelitian dan pendampingan ke masyarakat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa. Penelitian ini dilakukan untuk mengenalkan inovasi dalam produksi tapis. Melalui pendekatan konsulatif terhadap mitra dan pendekatan partisipatif, penelitian ini bertujuan untuk melibatkan para pengrajin tapis dalam proses inovasi produk, jelas Yudiana, Senin, 2 Oktober 2023.

Baca Juga: Perajin Tapis Pesawaran Mengeluh Sepi Pembeli

Menurut Yudiana, salah satu langkah awal adalah melakukan survey desa untuk mengetahui kondisi nyata masyarakat desa terkait kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh desa untuk dikembangkan. Setelah itu, izin kegiatan PKM diperoleh dari pejabat yang berwenang di desa yang terpilih.

Masyarakat yang dilibatkan dalam kegiatan PKM ini termasuk para pengrajin tapis di desa Kalirejo, yang berjumlah maksimal 10 kelompok pengrajin. Kegiatan PKM mencakup pelatihan inovasi produk, pelatihan manajemen produk dan manajemen usaha.

Dalam proses inovasi produk, para pengrajin tapis diajak untuk berpikir kreatif dan menghasilkan produk tapis yang lebih bervariasi. Hasil dari inovasi ini diharapkan dapat membuat tapis menjadi lebih relevan dan digunakan dalam berbagai situasi, termasuk oleh kalangan remaja.

Selain itu, pelatihan manajemen produk dan manajemen usaha juga diselenggarakan untuk membantu para pengrajin dalam menjalankan usaha mereka dengan lebih efisien dan sukses.

Dengan upaya ini, diharapkan bahwa nilai guna tapis akan meningkat, dan produk tapis akan menjadi lebih diminati oleh masyarakat luas, tidak hanya pada acara formal, tetapi juga dalam situasi sehari-hari. Semua langkah ini diambil untuk memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi keluarga dan potensi ekonomi desa secara keseluruhan.

Selama pendampingan juga pihak Universitas Satu Nusa Lampung memberikan bantuan berupa mesin obras yang diserahkan pada 24 Agustus 2023. Keesokan harinya dilakukan pelatihan penggunaan mesin obras, dan pada 26 Agustus digelar pelatihan  manajeman produk dan manajemen usaha. "Jadi selama 3 hari berturut-turut kita lakukan pendampingan dan penyerahan bantuan," ujar Yudiana.

EDITOR

Sri Agustina


loading...



Komentar


Berita Terkait