#panenmusimgaduh#hargagkp#hpp

Harga GKP di Lamsel Memasuki Panen Musim Gaduh di Atas HPP 

Harga GKP di Lamsel Memasuki Panen Musim Gaduh di Atas HPP 
Petani di Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, menggunakan mesin combine untuk panen padi, Kamis 10 September 2020. Lampost.co/Aan Kridolaksono


Kalianda (lampost.co) -- Para petani di sejumlah kecamatan Lampung Selatan bisa tersenyum lepas saat memasuki panen musim gaduh seperti saat ini. Sebab, harga gabah kering panen (GKP) menembus Rp4.400-Rp4.600 per kilogram atau naik Rp1.000/kg dibandingkan panen musim rendeng April-Mei 2020 lalu Rp3.600/kg dan di atas harga pembelian pemerintah (HPP) Rp4.200/kg. 

Sodikin, petani di jalinpantim Dusun Lebungboyo, Desa Bangunrejo, Kecamatan Ketapang, mengatakan sudah melakukan panen padi pada musim gadu. Dia mengatakan panen sekarang melegakan mengingat harga gabah lebih tinggi dibandingkan panen musim sebelumnya.   

"Harga gabah sekarang tinggi di atas harga pembelian pemerintah (HPP). Ini membuat kami bisa dapat untung untuk persiapan masa tanam selanjutnya,” kata Sodikin di sela sela panen, Kamis, 10 September 2020.

Dia berharap harga awal masa panen ini bisa bertahan hingga memasuki musim tanam berikutnya. Sebab, panen kali ini gabah yang dihasilkan dalam kondisi baik.   

“Harga GKP paling rendah sekarang Rp4.300/kg untuk jenis padoli pendek (muncul) dan tertinggi Rp4.600/kg. Harga saat ini jelas tinggi karena HPP hanya Rp4.200/kg," ujarnya.   

Tingginya harga gabah membuat petani lega. Sebab, dapat menerima keuntungan besar dari hasil panen rata rata 5-6 ton per hektare.  

“Kami bisa menikmati keuntungan dari hasil panen. Harapan kami harga bisa bertahan hingga musim tanam selanjutnya," kata Wayan Bagok,  petani lainnya di Simpanglima Ketapang.  

Dia juga berharap pemerintah bisa menekan harga pupuk, obat-obatan, dan kebutuhan pertanian lainnya. Hal tersebut untuk kelangsungan hidup petani dan agar tetap bisa sepadan dengan harga sembako di pasaran.

"Kami senang harga padi naik. Di lain sisi, kami harap harga pupuk, obat, dan kebutuhan lainnya bisa turun," katanya. 

EDITOR

Muharram Candra Lugina


loading...



Komentar


Berita Terkait