Hama Tikus Mewabah, Dinas Ketahanan Pangan Metro Targetkan Panen Raya

Metro (Lampost.co) -- Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro menargetkan panen raya di tengah hama tikus yang mewabah di wilayah setempat.
Kepala DKP3 Kota Metro, Hery Wiratno, mengatakan, persawahan Kota Metro masih berpotensi panen raya jika terdapat gerakan pengendalian hama tikus yang tepat.
"Kalau diperhatikan lagi, hama tikus yang menyerang persawahan masih bisa dikendalikan. Hanya saja yang terparah itu di Banjarsari, Metro Utara. Itu hampir semuanya persawahan dimakan oleh tikus," kata dia.
Hery menjelaskan, jika persawahan di Kota Metro dapat panen raya di musim gadu ini maka ketersediaan pangan akan terpenuhi dibandingkan daerah lain.
Ketua Kordinator Penyuluh BPP Metro Pusat, Ayu Ningsih, mengatakan, dengan menerapkan gropyokan baik siang maupun malam hari populasi tikus di wilayah Metro Pusat akan berkurang. Sehingga, panen raya dapat terlaksana.
"Mulai dari pengolahan lahan hingga masa taman masuk di usia 20 hari kami terus melakukan gropyokan. Dalam semalam, kami bisa dapatkan 100 ekor tikus. Bahkan, pada waktu pengolahan lahan (bajak sawah) kemarin kami bisa lebih lagi mendapatkannya," ujarnya.
Menurutnya, usia padi yang memasuki 20 hari itu sangat rawan akan terserang hama tikus. Selain meningkatnya populasi tikus di bulan Juni, batang padi dengan usia 20 hari sangat digemari oleh tikus.
"Di Gapoktan Hadi Makmur 1 persawahan sudah mau tutup tanam, sudah berusia 20 hari. Tikus ini sangat suka makan pohon padi dengan usia segitu. Karena masih manis-manisnya. Oleh karena itu, setiap harinya kami mengimbau kepada petani untuk memburu tikus dimalam hari. Memang yang kami gerakkan saat ini masih di kecamatan kami dulu. Tapi pak Kadis akan mengupayakan untuk melakukan gropyokan ke lima kecamatan yang lain," katanya.
Di sisi lain, Ketua Gapoktan Hadi Makmur 1, Adi Atmoko (48), mengatakan, upaya gerakan pengendalian ini sudah sering dilakukan oleh anggotanya. Bahkan, usai panen rendeng kemarin pihaknya telah melakukan gropyokan terlebih dahulu.
"Ini merupakan tindak lanjut dari apa yang telah kami lakukan. Kami memilih membasmi dimalam hari karena selain pergerakan tikus yang lambat akibat air yang memenuhi petak sawah dan juga di malam hari waktunya tikus mencari makan," ujar dia.
Adi menambahkan, saat ini populasi tikus sudah mulai berkurang. Karena setiap hari nya seratus ekor tikus bisa dibasmi oleh anggota kelompoknya.
"Untuk sehari gerak kami bisa mendapatkan seratus tikus dalam semalam. Bahkan, pada waktu pengolahan lahan kemarin bisa ratusan lebih yang kami dapat. Tak hanya tikus dewasa saja, cindil (sebutan anak tikus) juga kami dapati," tambahnya.
Diketahui, pada Gapoktan Hadi Makmur 1 yang diketuai oleh Adi Atmoko mengelola persawahan sebesar 45 hektare dari 91 anggota. Hingga kini lahan sawah miliknya masih bisa diharapkan dan dapat menghasilkan padi dengan maksimal. Karena, gropyokan tetap dilakukan hingga dirasa populasi tikus menurun.
EDITOR
Wandi Barboy
Komentar