Gerakan Tiga M

MENULISKAN informasi tentang gerakan tiga M sebelum terjadi pandemi dan saat pandemi Covid-19 terus berlangsung seperti sekarang amat berbeda pengertiannya. Silakan Anda telusuri di bilah mesin pencari, maka akan terbentanglah gerakan tiga M sebelum pandemi adalah sebuah gerakan untuk menekan kasus demam berdarah yakni menguras, menutup, dan mengubur.
Untuk konsep menguras, ketika merujuk pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring pada makna pertama yaitu membersihkan (kulah dan sebagainya) dengan air. Dalam hal ini, membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, dan lain-lain.
Pada menutup, langkah ini dilakukan dengan menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan semacamnya.
Sedangkan mengubur dimaksudkan dengan memanfaatkan kembali barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah. Demikian gerakan tiga M masif di Indonesia sebelum pandemi melingkupi dunia.
Sejak diakui secara resmi masuk Indonesia pada Maret lalu, virus Covid-19 ini berdampak luas bagi semuanya. Maka, gerakan tiga M bersulih nama dan konsep menjadi pengertian yang senada dan seturut pandemi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selalu menyosialisasikan gerakan tiga (3) M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Situs lampost.co juga lampungpost.id menambah dengan tanda pagar (tagar)#IngatPesanIbu.
Dikasih tagar itu, saya teringat dengan musisi Oppie Andaresta saat menyanyikan lagu yang nge-hits pada masanya berjudul “Ingat-Ingat Pesan Mama.” Saya kira lirik lagunya yang kebanyakan berisi kritik sosial itu perlu juga disesuaikan konteksnya dengan pandemi.
Pada laman BNPB, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat yang masih beraktivitas dan sering melupakan protokol kesehatan saat berinteraksi sosial. Menurutnya, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan penyebaran virus Covid-19 pada komunitas dan risiko individu.
Selalu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer adalah kunci dalam di dalam menekan penularan. Itu juga merupakan bentuk dukungan semua orang terhadap tenaga medis yang melaksanakan tugasnya.
Maka, sudah saatnya semua pihak seiring sejalan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Tidak perlu saling menyalahkan. Bangsa ini sudah punya modal yang berharga yakni gotong royong. Mari bergotong royong putus mata rantai penyebaran virus ini.
EDITOR
Adi Sunaryo
Komentar