FP Unila Pecahkan Rekor Muri Video Pembelajaran dengan Hak Cipta Terbanyak

Bandar Lampung (Lampost.co) -- 112 video pembelajaran dengan hak cipta Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung (Unila) pecahkan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Penobatan tersebut dilakukan di Aula Pertanian FP Unila, Senin, 21 November 2022. Pemberian rekor MURI itu dihadiri oleh pimpinan Unila dan perwakilan MURI.
Customer Relation Director MURI, Andre Purwandono menjelaskan awal mula MURI memberi penghargaan kepada FP Unila dikarenakan inisiatif dari FP Unila selama pandemi covid-19. Pada masa itu proses belajar mengajar dibatasi.
Lalu para dosen-dosen FP Unila membuat video pembelajaran yang isinya materi tentang pertanian dan juga peternakan.
Kemudian video-video itu yang sudah dibuat oleh para dosen FP Unila, didaftarkan ke Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk menjadikan sebagai video pembelajaran dengan hak cipta terbanyak.
"Bukan hanya 1 atau 10 melainkan 112. Ini adalah video pembelajaran dengan hak cipta terbanyak di Indonesia, dan perguruan tinggi negeri lainnya belum pernah ada mencatatkan rekor sejenis ini di MURI," kata dia, usai pemberian rekor, Senin, 21 November 2022.
"Jadi yang bikin ini spesial karena ini hanya dibuat oleh satu fakultas bukan akumulasi dari satu universitas," kata dia.
Andre mengatakan untuk prosesnya dimulai dari 2020 saat pandemi covid-19 masuk ke Indonesia sampai 2022 mulai diterbitkan oleh HAKI.
"Ini unik karena rekor yang pernah dicatat oleh MURI yakni video pembelajaran yang dibuat oleh guru terbanyak, video pembelajaran yang terbanyak. Tapi untuk yang hak cipta terbanyak hanya di Unila," kata dia.
Andre mengklaim rekor ini bukan hanya yang terbanyak di Indonesia, melainkan terbanyak di dunia. "Jadi kami lihat setiap hak cipta nama dosennya berbeda-beda dan 112 topik pembelajaran yang berbeda-beda," kata dia.
Sementara itu, Dekan FP Unila Irwan Sukri Banuwa mengatakan ide pembuatan video tersebut karena adanya covid-19 berkepanjangan. Kemudian dosen ada kesulitan dosen menyampaikan materi secara daring.
"Oleh karena itu maka kami berinisiatif membuat video pembelajaran, kalau sudah buat video pembelajarannya. Kalau adik-adik (mahasiswa) masih ada yang kurang paham bisa diulang videonya, dan itu akan mempermudah dosen pada saat melaksanakan pembelajaran secara online," kata dia.
Irwan menjelaskan video pembelajaran yang dibuat lalu diusulkan untuk dibuatkan hak ciptanya.
Akan tetapi sebelum diberi hak cipta, diseleksi terlebih dahulu, apakah ada materi orang lain yang diunduh dan digunakan oleh dosen FP Unila, sebagai materi video pembelajaran tanpa memperoleh izin atau menuliskan sumbernya secara memadai.
"Dari 200 materi video pembelajaran yang kami canangkan terkumpul 173 materi video pembelajaran, dari 173 setelah kami seleksi muncul 112 video pembelajaran. Jadi memang kami cukup berhati-hati (selektif)," kata dia.
EDITOR
Deni Zulniyadi
Komentar