Eksploitasi Terhadap Anak Lewat WhatsApp, Pria Diamankan di Lampung Tengah

Gunungsugih (Lampost.co)-- Seorang warga Kabupaten Lahat, Sumsel RB (30), diamankan Sat Reskrim Polres Lampung Tengah, diduga melakukan eksploitasi terhadap anak puluhan anak perempuan di bawah umur dengan modus dimasukan kedalam grup WhatsApp.
Pelaku melakukan video call dengan para korbannya, sembari menunjukan alat kelaminnya. Keberadaan grup WhatsApp tersebut terungkap saat polisi menerima laporan dari orangtua siswa SDN 2 Bandar Agung pada Oktober 2022. Ketika itu orangtua siswa kelas VI SD tersebut mendapati putrinya dihubungi oleh seorang tidak dikenal dan mengajak video call seks.
"Kami kemudian berkoordinasi dengan pihak sekolah, bahwa nomor ponsel korban ada di dalam sebuah grup WhatsApp yang mencurigakan," kata Kapolres Lampung Tengah, AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya, Minggu, 5 Februari 2023.
Dari hasil penelusuran Polisi, nomor korban ada di dalam grup WhatsApp itu bersama 22 akun anak perempuan lainnya.
"Yang jelas, akun 22 anak perempuan di dalam grup WhatsApp itu sebagian besar masih siswi Sekolah Dasar (SD). Seorang pelaku sudah kami amankan, dan kami terus melakukan pengembangan lebih lanjut," terangnya.
Kapolres minta kepada seluruh orangtua untuk lebih mengawasi anak masing-masing dengan mengecek ponselnya. Sebab, konten pornografi sekarang ini sangat mudah menjangkau anak-anak. Sehingga, orangtua harus menjadi tameng pertama dalam memberikan pengertian dan perlindungan atas muatan negatif tersebut, katanya.
Sementara, Kepala Sekolah SDN 2 Bandar Agung Ahmad Nasikun membenarkan adanya grup WhatsApp yang meresahkan itu. Dari hasil koordinasi dengan pihak kepolisian, setidaknya ada 12 akun WhatsApp milik siswi kelas VI ada di dalam grup itu.
"Iya benar, ada 12 nomor yang setelah dicocokkan ternyata milik siswi sekolah kami," kata Ahmad.
Ahmad mengatakan pihaknya berterima kasih kepada jajaran Sat Reskrim Polres Lampung Tengah yang telah berhasil mengungkap kasus ini.
"Mohon pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai dengan hukum yang berlaku, karena telah mempertontonkan hal yang bermuatan keasusilaan terhadap anak-anak SD yang masih dibawah umur. Karena kami sudah susah payah, mendidik mereka, tapi mau di rusak oleh orang yang tidak bertanggungjawab," jelasnya.
EDITOR
Sri Agustina
Komentar