Balai Veteriner Lampung Sebut Daging Terjangkit LSD Aman Dikonsumsi

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Balai Veteriner Lampung memastikan daging hewan ternak yang terjangkit LSD aman untuk dikonsumsi. Namun, hingga saat ini belum ada konfirmasi kasus positif LSD di Lampung.
"Kalau dari estetika itu kan terlihat agak kurang baik ya karena ada bintik-bintik. Tapi yang menjadi perhatian sebenarnya adalah terkait PMK ataupun LSD, virus itu akan mempengaruhi nafsu makan hewan ternak itu sendiri," kata Sub Koordinator Balai Veteriner Lampung, Tri Guntoro, Jumat, 03 Februari 2023.
Tri mengatakan, ketika hewan ternak terjangkit virus maka akan mengakibatkan disfungsi ovarium yang dapat menyebabkan proses reproduksi kurang baik. "Kalau sudah begitu akan terjadi stagnasi populasinya. Jadi yang perlu diperhatikan adalah efek kepada si hewan ternak itu, bukan kepada manusia yang mengonsumsi daging hewan ternak," kata dia.
Pihaknya berupaya memberikan edukasi kepada peternak tentang pentingnya perawatan kebersihan kandang, agar vektor penggangu seperti lalat tidak mudah hinggap ke tubuh hewan ternak.
"Intinya ketika kandang ternak itu bersih maka vektor-vektor itu tidak akan masuk, sehingga proses penularannya tidak akan menjadi cepat. Selain itu peternak juga diminta tanggap, ketika melihat ada gejala harus langsung dilaporkan kepada kami," kata Tri.
Hingga akhir Januari 2023, Balai Veteriner Lampung telah memeriksa 10 sampel hewan ternak di Lampung Tengah dan Lampung Timur. Seluruh sampel dinyatakan negatif LSD. "Kalaupun nantinya ditemukan kasus LSD di Lampung, maka secepatnya kami akan berlakukan zonasi-zonasi wilayah, jadi tidak akan meluas ke mana-mana. Tapi sampai saat ini, tidak ada yang positif, hanya suspek saja," ujar Tri.
Berdasarkan website resmi Kementerian Pertanian RI, Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) yang merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae.
Virus itu umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau. Belum ada laporan terkait kejadian LSD pada ruminansia lain seperti kambing dan domba.
Penularan LSD secara langsung melalui kontak dengan lesi kulit, namun virus LSD juga diekskresikan melalui darah, leleran hidung dan mata, air liur, semen dan susu. Penularan juga dapat terjadi secara intrauterine.
Secara tidak langsung, penularan terjadi melalui peralatan dan perlengkapan yang terkontaminasi virus LSD seperti pakaian kandang, peralatan kandang, dan jarum suntik. Penularan secara mekanis terjadi melalui vektor yaitu nyamuk (genus aedes dan culex), lalat (Stomoxys sp, Haematopota spp, Hematobia irritans), migas penggigit dan caplak (Riphicephalus appendiculatus dan Ambyomma heberaeum).
EDITOR
Deni Zulniyadi
Komentar