#airbersih

Aqua Kelola Mata Air Dialirkan ke Rumah Warga Tanggamus

Aqua Kelola Mata Air Dialirkan ke Rumah Warga Tanggamus
mata air Galih Batin di Taman Keanekaragaman Hayati Tanggamus. Istimewa


Kotaagung (Lampost.co) -- Pabrik Aqua Tanggamus mengelola mata air Galih Batin di Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) untuk dialirkan ke rumah-rumah penduduk Pekon Teba, Tanggamus, sejak 2017. Hal itu dilakukan dengan bekerja sama masyarakat dan mitra pelaksana membentuk Badan Pengelola Sarana Air Bersih (BPSAB) Pekon Teba.

Badan tersebut melakukan perencanaan, sosialisasi, membentuk kelompok, membangun sarana air bersih, memasang instalasi pipa air bersih langsung ke rumah-rumah penduduk, dan menjaga air bersih agar terus mengalir dengan baik ke masyarakat.

“Hingga saat ini 200 rumah di Pekon Teba menikmati air bersih untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, masak, dan lain-lain selama 24 jam tanpa kendala,” kata anggota BPSAB yang juga penduduk Pekon Teba, Tarmizi, Kamis, 16 Maret 2022.

Warga Pekon Teba lainnya, Lukman, mengatakan target BPSAB untuk terus memastikan agar air dari Galih Batin dapat mengalir lancar. “Untuk itu, kami setiap hari memantau mata air ini,” ujarnya.

Selain di Galih Batin, sumber air di dalam pabrik Aqua Tanggamus juga digunakan untuk mengalirkan air bersih kepada masyarakat sekitar. Sejak 2017 sumber air di pabrik itu mengalirkan 4,2 liter per detik air bersih ke 165 rumah di Pekon Teba untuk pemenuhan kebutuhan air bersih sehari-hari.

“Selain itu air dari sumber ini pun dialirkan untuk keperluan irigasi di Pekon Teba,” ungkap Koordinator CSR Pabrik Aqua Tanggamus, Radhitya Pratama.

Untuk menjaga keberlanjutan alam dan lingkungan juga perusahaan tersebut juga mendorong terciptanya bisnis yang berkelanjutan dengan melakukan perlindungan sumber daya air. Proses pelestarian lingkungan dimulai sejak pabrik mulai dibangun.

“Kami juga aktif menanam pohon, pembuatan biopori, pembuatan rorak. Hingga saat ini ada 11.329 pohon yang ditanam di kaki Gunung Tanggamus, pembuatan rorak 134 lubang, dan 1.085 lubang biopori,” tambah Radhit.

EDITOR

Effran Kurniawan


loading...



Komentar


Berita Terkait