Aktivis Perempuan Lampung Minta Rektor Unila Bentuk Kampus Ramah Perempuan

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Aktivis perempuan di Lampung mendorong Rektor Universitas Lampung (Unila), Lusmeilia Afriani, untuk melakukan reformasi birokrasi dan tata kelola kampus yang inklusif serta ramah perempuan dan disabilitas.
"Saya ingin Unila jadi kampus yang aman dan bebas kekerasan, inklusif, ramah perempuan, dan disabilitas. Kampus hijau ini mestinya juga didukung sanitasi yang baik," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Advokasi Perempuan Damar, Ana Yunita, saat audiensi bersama rektor, Selasa, 7 Februari 2023.
Audiensi itu dihadiri Lembaga Advokasi Perempuan Damar, Forkom Puspa Lampung, PW Fatayat NU, Lampung Democracy Studies (LDS), Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS), Mulead Lappung, dan Kopri PMII.
Ketua Forkom Puspa Lampung, Yuli, mengatakan satgas kampus harus bermitra dengan lembaga layanan yang fokus terhadap isu terkait. Hal itu karena ada bagian-bagian yang tak bisa dilayani sepenuhnya di kampus.
"Jika membicarakan perspektif gender, bayangan yang muncul adalah keadilan dan inklusi sosial. Saya melihat kampus Unila menjadi kampus hijau. Namun, yang menjadi kerja sinergi kita adalah warga kampus juga menjadi manusia yang hijau (berwawasan lingkungan)," ujarnya.
Sementara itu, Rektor Unila, Lusmeilia, mengatakan Unila berupaya mendukung penghapusan kekerasan seksual di kampus melalui Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS).
Ia berkomitmen menggalakkan seruan kesetaraan gender dengan menambah frekuensi workshop yang melibatkan lembaga layanan dan organisasi terkait.
"Unila mendukung dan berkomitmen untuk tercapainya kesetaraan gender. Kami siap bekerjasama menjalankan program terkait itu," kata dia.
EDITOR
Effran Kurniawan
Komentar