1.000 Pelajar dan Santri Lampung Wujudkan Gerakan Menabung

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung mendorong program peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah bagi pelajar. Hal itu digiatkan melalui program satu rekening satu pelajar (KEJAR).
Program itu salah satu bentuk implementasi Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 26 Tahun 2019 tentang Hari Indonesia Menabung. Dengan tujuan setiap pelajar Indonesia memiliki rekening dan budaya menabung di lembaga jasa keuangan (LJK) formal sejak dini.
Untuk itu, Gerakan Menabung Simpel IB (Simpanan pelajar Islamic Banking), bersama 1.000 pelajar/santri dalam Rangka Hari Indonesia Menabung (HIM) Tahun 2022 dilaksanakan pada Selasa, 30 Agustus 2022 dengan perjanjian kerja sama 13 perbankan syariah, 21 sekolah/madrasah dan pesantren, serta 3.434 rekening pelajar di buka pada hari tersebut.
Kepala Kantor OJK Lampung, Bambang Hermanto, mengatakan penyediaan akses keuangan bagi pelajar untuk membangun pendidikan karakter budaya menabung sejak dini.
"Upaya itu lewat jalinan kerja sama dengan perbankan sebagai penyedia tabungan dengan segmentasi pelajar maupun produk Simpanan Pelajar (SimPel/SimPel iB)," kata Bambang.
Selain itu, akselerasi program Kejar juga didorong melalui agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka Keuangan Inklusif (Agen Laku Pandai).
OJK Lampung juga mengimbau LJK memberikan edukasi kepada pelajar selama Agustus 2022 minimal sekali, sebagai bentuk menyemarakkan HIM. Sebab, perluasan akses keuangan yang dibarengi literasi keuangan dan perlindungan konsumen sangat strategis.
Hal itu sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai tingkat inklusi keuangan 90% pada 2024. Sementara berdasarkan Survey Nasional Literasi Dan Inklusi Keuangan 2019, tingkat literasi keuangan syariah nasional baru 8,93% dari sebelumnya 8,1% periode survei 2016. Sedangkan tingkat inklusi keuangan syariah nasional 9,1%, sedangkan Lampung 5,77%.
Angka itu masih sangat kecil, sehingga diperlukan upaya lebih masif dan berkelanjutan untuk meningkatkan indeks literasi dan Inklusi Keuangan syariah.
EDITOR
Effran Kurniawan
Komentar